Teminabuan -, Kondisi memprihatinkan dialami warga Kampung Mlaswat, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya. Hilangnya jaringan 4G dalam beberapa waktu terakhir memaksa mereka mencari cara ekstrem untuk sekadar terhubung dengan dunia digital: memanjat pohon nangka yang tinggi demi mendapatkan sinyal telepon seluler.
Situasi ini sangat kontras dengan kondisi di kampung-kampung tetangga seperti Manggroholo, Sira, Kwowok, Komanggaret, Sayal, Sisir, dan Knaya, yang dilaporkan memiliki jaringan 4G yang stabil. Lebih ironis lagi, kampung-kampung tersebut juga dilayani oleh tower Telkomsel Bakti yang serupa, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan warga Mlaswat.
Hilangnya akses internet cepat ini membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Mlaswat. Pelajar kesulitan mengakses materi pembelajaran daring, pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) terhambat dalam bertransaksi dan memasarkan produk, dan masyarakat umum kesulitan mendapatkan informasi penting serta berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat di luar kampung.
"Sudah berminggu-minggu jaringan 4G di kampung kami hilang total. Satu-satunya cara untuk mendapatkan sinyal meski hanya satu atau dua bar adalah dengan memanjat pohon nangka di ujung kampung," ungkap [Yoab Sagisolo], dengan nada frustrasi. "Ini sangat menyulitkan, apalagi sekarang semua serba online."
Program IndonesiaNEXT merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mempercepat perluasan akses internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hilangnya jaringan di Mlaswat, di tengah keberadaan infrastruktur yang sama di wilayah sekitar, menimbulkan tanda tanya besar mengenai efektivitas dan keberlanjutan program tersebut.
Warga Mlaswat berharap pemerintah daerah dan pihak Telkomsel segera turun tangan untuk menginvestigasi dan menyelesaikan permasalahan ini. Kebutuhan akan akses internet yang stabil sudah menjadi kebutuhan mendasar di era digital ini. Memaksa warga untuk mengambil risiko dengan memanjat pohon demi mendapatkan sinyal adalah kondisi yang tidak seharusnya terjadi.
"Kami sangat berharap ada solusi cepat. Kami juga ingin merasakan manfaat dari adanya tower yang berdiri di dekat kampung kami, seperti yang dirasakan saudara-saudara kami di kampung tetangga," pungkas [Yosua Kemesrar], mewakili keluhan warga Mlaswat.
Kejadian di Kampung Mlaswat ini menjadi sorotan penting mengenai disparitas akses internet di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dalam satu kabupaten yang sama. Pemerintah dan penyedia layanan telekomunikasi diharapkan dapat memberikan penjelasan yang transparan dan solusi yang konkret agar masyarakat Mlaswat dapat kembali menikmati akses internet yang layak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI