Mohon tunggu...
EWIL M. WOLOIN
EWIL M. WOLOIN Mohon Tunggu... Penulis di : kumparan.com, jurnalnews.co.id, jurnalpost.com, pasangmata.detik.com, Indonesiana.id, rmh.id, id.wikipedia.org, network.republika.co.id

ewilmwoloin.link

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Dua Orang Saudara Adik Dan Kaka

25 Maret 2025   04:18 Diperbarui: 25 Maret 2025   04:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua orang Saudara adik dan Kaka.(Foto oleh Calvin _Cowakces : pexels)

Cerita Ade dan Kaka mengisahkan perjalanan mereka dalam mencari "damai" di tengah kehidupan yang dipenuhi oleh tantangan dan konflik. Keduanya adalah teman yang selalu berusaha menghadapi masalah dengan cara yang bijaksana, meskipun mereka sering kali terjebak dalam praktik premanisme yang merugikan masyarakat.

Isu premanisme merupakan masalah serius yang mencemari berbagai aspek kehidupan. Dalam cerita ini, Ade dan Kaka mulai menyadari bahwa mencari keadilan tidak selalu berarti mengambil jalan kekerasan atau intimidasi. Mereka mulai menggali cara-cara alternatif untuk menyelesaikan masalah, seperti dialog dan mediasi, yang dapat membangun pengertian di antara pihak-pihak yang bertikai.

Dengan pendekatan tersebut, mereka berharap dapat mengubah pandangan masyarakat tentang cara menangani konflik. Mereka mengajak banyak orang untuk berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis tanpa harus tergoda untuk menggunakan kekuatan fisik. 

Melalui pengalaman mereka, Ade dan Kaka menunjukkan bahwa mahalnya proses mencari damai sebanding dengan ketenangan dan keamanan yang didapat dari hasil pencarian tersebut. Menciptakan damai bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga kolektif. Jika setiap orang mengambil sikap tegas menolak premanisme dan mendukung dialog konstruktif, maka perubahan yang positif dapat diwujudkan.

Cerita ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa meskipun premanisme tampak mengakar, masih ada harapan untuk membangun masyarakat yang lebih baik dengan kesadaran dan komitmen bersama. Apakah kita mampu mengatasi premanisme secara serius? Jawabannya terletak pada tindakan kita untuk bersama-sama memilih jalan damai dan beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun