Sekolah: Tempat Belajar atau Medan Bertahan?
Saya masih ingat aroma seragam sekolah yang baru dicuci, suara lonceng pagi yang seolah menjadi aba-aba kehidupan. Dulu, saya percaya sekolah adalah tempat terbaik untuk tumbuh. Tempat di mana mimpi disirami, dan harapan dipupuk.Â
Tapi semakin dewasa, semakin banyak cerita yang saya dengar - dan alami sendiri - yang membuat saya bertanya: benarkah sekolah selalu jadi ruang yang aman bagi jiwa? Apakah sekolah sudah menjadi lingkungan belajar aman bagi semua anak?
Kita mungkin tidak bicara soal kekerasan fisik. Tapi bagaimana dengan luka yang tak terlihat? Tekanan yang perlahan-lahan menggrogoti rasa percaya diri, membuat seseorang berjalan sambil membawa beban tak kasatmata: ekspektasi pendidikan yang terlalu tinggi.
Di Balik Senyum Anak Sekolah: Ada yang Terluka Tapi Tak Pernah Terlihat
Anak-anak seringkali lebih jujur lewat diam. Lewat tatapan yang menunduk, langkah yang berat menuju gerbang sekolah, atau tawa yang menggema tapi terasa kosong.Â
Saya pernah menjadi salah satu dari mereka. Duduk di bangku kelas, mendengarkan guru berbicara, tapi hati saya sibuk berperang dengan rasa takut akan nilai jelek, kompetisi diam-diam dengan teman sebangku, dan beban menjadi "anak pintar" yang tak boleh gagal. Anak dan tekanan akademik seolah tak terpisahkan.
Sekolah tidak pernah benar-benar mengajarkan cara mengenali perasaan sendiri. Kita tahu rumus luas lingkaran, tapi tidak tahu harus bilang apa ketika merasa tertekan. Kita hafal tokoh-tokoh sejarah, tapi gagap menyebutkan emosi yang sedang kita rasakan. Ironis, bukan?
Ekspektasi: Peluru Halus dari Sistem yang Terbiasa
"Kamu harus juara."
"Nilai harus sempurna."
"Kamu malu-maluin keluarga."
Ucapan-ucapan itu mungkin terdengar biasa. Tapi saat diulang terus-menerus, ia bisa jadi seperti tetesan air yang membelah batu. Perlahan, tapi pasti. Banyak anak yang akhirnya menyimpulkan bahwa harga diri mereka tergantung pada angka di rapor. Bahwa mereka layak dicintai hanya jika berprestasi. Ini adalah bentuk beban psikologis siswa yang sangat sering diabaikan dalam sistem pendidikan kita.