Cara membuat CV yang menarik bukan hanya soal mencantumkan pengalaman dan prestasi. Tapi, bagaimana kita mengisahkan perjalanan hidup dan kegagalan yang membentuk diri. Pernahkah kita terpikir untuk menulis kegagalan di CV?Â
Ini kisahku tentang wawancara kerja yang mengubah pandanganku.
Beberapa tahun lalu, aku pernah duduk di sebuah ruang wawancara kerja dengan keringat dingin di telapak tangan. Bukan karena aku tak siap. CV-ku sudah rapi, tersusun dengan kata-kata kunci yang diyakini bisa 'menjual'.Â
Pendidikan, pengalaman kerja, pencapaian. Semuanya lengkap. Tapi di tengah sesi wawancara itu, si pewawancara berhenti membaca CV dan bertanya, "Ceritakan satu kegagalan yang paling membuatmu belajar."
Pertanyaannya sederhana, tapi mulutku sempat kelu. Aku mencari-cari di kepala, tapi tak ada satu pun kegagalanku yang tertulis di CV. Padahal di situlah letak cerita hidupku yang sebenarnya. Di situlah aku belajar tentang jatuh, bangkit, dan bertahan. Bukan di balik angka-angka pencapaian atau nama-nama besar perusahaan.
1. Kegagalan yang Menjadi Guru Terbaik dalam Cara Membuat CV yang Berkesan
Kita terbiasa menulis keberhasilan di CV. Tapi kegagalan? Seolah tabu. Padahal, siapa kita hari ini sering kali dibentuk dari momen-momen paling gelap, bukan hanya yang gemerlap.
Jangan hanya tunjukkan di mana kamu pernah menang—tunjukkan juga bagaimana kamu pernah kalah, lalu tetap memilih untuk belajar dan melangkah.
Aku ingat proyek pertamaku yang gagal total. Waktu itu, aku masih naif, berpikir bahwa semangat saja cukup. Timku berantakan, deadline molor, dan klien kecewa. Tapi justru dari situ, aku belajar tentang manajemen waktu, pentingnya komunikasi, dan menghargai ritme kerja orang lain.
Sayangnya, pengalaman semacam itu jarang kita tampilkan. Padahal, itu menunjukkan ketangguhan. Bahwa kita tak hanya bisa menang, tapi juga tahu cara kalah dengan elegan, lalu bangkit dengan kepala tegak. Ini poin penting yang sering dilupakan dalam cara membuat CV.
2. Nilai-Nilai yang Tidak Pernah Ditanya Tapi Penting Dicantumkan dalam CV
Pernahkah kamu menuliskan nilai-nilai yang kamu pegang dalam bekerja? Integritas, misalnya. Atau kejujuran. Growth mindset. Kolaborasi.
Aku pernah bekerja dengan seseorang yang tak punya CV yang 'wow', tapi ia selalu menepati janji, tidak menyalahkan orang lain saat ada masalah, dan mau belajar dari siapapun, termasuk junior.Â
Ia bukan orang yang akan langsung terpampang di halaman LinkedIn dengan ratusan likes, tapi dialah orang yang akan kau cari ketika dunia kantor sedang kacau.
CV terbaik bukan hanya mencantumkan pencapaian, tapi mencerminkan nilai-nilai yang tetap berdiri bahkan ketika tak ada yang melihat.Â