Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyiapkan Usaha Jelang Pensiun: Babak Baru yang Produktif, Mandiri, dan Bermakna

15 Mei 2025   22:58 Diperbarui: 15 Mei 2025   22:58 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transisi kehidupan menuju pensiun produktif  (Pixabay)

Siapkan usaha jelang pensiun dari sekarang. Temukan langkah kecil yang bermakna agar masa pensiun tetap produktif, mandiri, dan membahagiakan.

Mengawali Masa Pensiun Bukan dengan Berhenti, Tapi Dengan Memulai Lagi

Saya masih ingat momen ketika perlahan muncul kesadaran: masa pensiun itu nyata, dan ia mendekat. 

Di tengah aktivitas harian yang masih padat, ada pertanyaan yang pelan-pelan mengetuk: Apa yang akan saya lakukan setelah ini? Apakah saya hanya akan berhenti? Atau justru mulai sesuatu yang baru?

Itulah titik balik saya. Alih-alih melihat pensiun sebagai akhir, saya mulai menatanya sebagai permulaan. Bukan waktu untuk berhenti, melainkan saat yang tepat untuk merancang fase hidup berikutnya dengan sadar, tenang, dan tentu saja: penuh makna.

Pensiun: Bukan Akhir, Tapi Titik Awal Kehidupan Mandiri

Banyak orang menganggap pensiun sebagai titik berhenti. Namun sebenarnya, inilah saat terbaik untuk menggali kembali minat, keterampilan, dan merintis usaha mandiri. 

Pensiun bisa menjadi jembatan menuju versi diri yang lebih utuh: bebas, berdaya, dan tetap berguna.

Bayangkan sungai yang menemui bendungan. Ia tidak berhenti, tapi mencari jalur baru. Demikian pula dengan kita. Saat masa kerja formal usai, arus kehidupan tetap mengalir, membawa kita ke jalur-jalur baru yang mungkin lebih personal dan membahagiakan.

Banyak orang yang justru menemukan jati dirinya setelah pensiun. Seorang teman saya, yang selama tiga dekade bekerja sebagai PNS, memulai usaha katering kecil bersama istrinya. 

Awalnya mereka hanya menerima pesanan dari tetangga sekitar. Tapi lambat laun, dengan ketekunan dan inovasi menu rumahan yang menggugah selera, pesanan berdatangan. Mereka tak hanya merasa produktif, tapi juga bangga bisa bekerja sama membangun sesuatu yang bermakna.

Ada pula Pak Bambang, pensiunan guru yang mulai mengajar kelas privat matematika di rumahnya. Murid-murid datang karena tahu beliau guru yang sabar dan berpengalaman. Dari satu hingga lima anak, kini ia membuka dua kelas dalam seminggu. Uang memang penting, tapi yang membuatnya bertahan adalah rasa puas melihat anak-anak mengerti konsep sulit dan mendapatkan nilai lebih baik.

Merintis Usaha Mandiri: Mulai dari Hal yang Kita Cintai

Usaha tidak harus megah. Yang penting, mulai dari apa yang kita sukai dan bisa kita jalani dengan senang hati.

Saya memilih menanam tanaman hias, Kegiatan sederhana yang memberi ketenangan sekaligus nilai ekonomi. Dari sana saya belajar bahwa makna produktif bukan soal besar-kecilnya usaha, tapi keterlibatan hati dan ketekunan menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun