Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kunci untuk Memahami Dinamika Kelas yang Selalu Berubah

19 Mei 2025   05:58 Diperbarui: 19 Mei 2025   14:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas Selalu Dinamis (Pexels)

Refleksi seorang guru tentang kelas yang berubah, murid yang berbeda, dan semangat untuk tetap hadir dengan hati meski zaman tak lagi sama.

Ketika Segalanya Tak Lagi Sama Seperti Dulu

Saya masih ingat jelas, di awal-awal saya mulai mengajar, ada satu kelas yang begitu hidup. Anak-anaknya kritis, aktif bertanya, penuh rasa ingin tahu. 

Setiap saya masuk ruangan itu, rasanya seperti sedang menghadiri pesta ide. Tapi beberapa tahun kemudian, saat saya kembali mengajar di kelas yang sama, hanya generasi muridnya yang berbeda, rasanya seperti masuk ke dunia lain. 

Kelas itu kini lebih sunyi, lebih hati-hati, dan butuh waktu lebih lama untuk membangun koneksi.

Apa yang berubah? Apakah saya yang mulai kehilangan semangat? Atau murid-murid yang tak lagi seperti dulu?

Pertanyaan itu terus bergema di kepala saya, hingga saya menyadari: dinamika kelas tidak pernah statis. Ia bergerak, mengikuti arus zaman, kondisi sosial, bahkan suasana hati.

Mengajar bukan hanya soal mentransfer ilmu, tapi menari bersama irama yang tak selalu kita pilih.

Setiap Kelas Punya Nyawa Sendiri

Tidak ada satu pun kelas yang benar-benar sama. Bahkan jika saya menggunakan materi dan metode yang sama persis, hasilnya selalu berbeda. Kadang-kadang kelas begitu responsif, penuh canda, penuh tawa. Di lain waktu, mereka seperti butuh waktu lebih lama untuk merasa aman dan terbuka.

Saya pernah menyalahkan diri sendiri. Mungkin saya kurang lucu hari itu. Mungkin saya terlalu serius. Tapi lama-kelamaan saya mulai memahami: seperti manusia, kelas pun punya "mood." Mereka datang dengan latar belakang, beban, dan cerita yang tak terlihat oleh mata.

Kadang kita terlalu fokus pada kurikulum, sampai lupa bahwa manusia adalah variabel terbesar dalam kelas.

Dan manusia itu berubah. Mereka bukan robot. Hari ini bisa semangat, besok bisa murung karena ada masalah di rumah, di media sosial, atau bahkan dalam dirinya sendiri.

Zaman Membentuk Cara Mereka Belajar

Generasi sekarang tumbuh dengan ritme yang berbeda. Mereka terbiasa dengan informasi instan, video pendek, dan notifikasi yang tak henti berdentang. Daya fokus mereka bukan mengecil tapi menyesuaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun