Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus Mahasiswa ITB dan Meme Jokowi - Prabowo?

12 Mei 2025   05:50 Diperbarui: 12 Mei 2025   05:50 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karopenmas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, memberikan keterangan soal penangguhan penahanan mahasiswi ITB. (Syakirun Ni'am/Kompas.com)

Sebuah meme berubah jadi perkara hukum. Di balik kontroversi ini, ada pelajaran penting tentang ekspresi, batas, dan empati. Apa yang bisa kita renungkan dari kasus mahasiswi ITB?

Saya masih ingat betul bagaimana rasanya pertama kali mem-posting sesuatu di internet. Berharap tak ada yang salah paham. Jari saya gemetar. Bukan karena takut, tapi karena sadar bahwa satu unggahan bisa jadi beragam tafsir. 

Saya bukan siapa-siapa. saya hanya seseorang yang ingin bersuara. Mungkin, perasaan itulah yang juga dirasakan oleh SSS, mahasiswi ITB yang kini viral karena unggahannya.

Ketika Meme Menjadi Masalah Serius

"Sebuah gambar bisa berarti lucu bagi satu orang, namun menyakitkan bagi yang lain."

Beberapa hari lalu, jagat media sosial diguncang oleh sebuah berita. Seorang mahasiswi dari ITB ditangkap karena mengunggah meme bergambar Presiden Jokowi dan Prabowo tengah berciuman. 

Meme yang mungkin bagi sebagian orang hanya dianggap sebagai kritik politik atau sekadar sarkasme, berubah menjadi kasus hukum yang menyeret aparat kepolisian, pembelaan HAM, dan diskusi panjang soal kebebasan berekspresi.

Menurut laporan Kompas.com (11/5/2025), SSS telah meminta maaf secara resmi kepada Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Ia juga ditangguhkan penahanannya setelah menunjukkan penyesalan dan iktikad baik.

Namun, cerita ini belum selesai di situ. Yang membuat saya berhenti sejenak bukan hanya soal meme-nya, tapi tentang bagaimana kita sebagai masyarakat digital melihat, merespons, dan menilai sesuatu yang viral.

Ruang Ekspresi: Milik Siapa dan Sejauh Apa?

"Kita hidup di zaman ketika satu unggahan bisa membawa pujian atau penjara."

Saya pernah berpikir bahwa internet adalah tempat paling bebas untuk mengekspresikan apa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun