Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ketika Bon Warung Bertransformasi Jadi Paylater Digital, Antara Kemudahan dan Jerat yang Tak Terlihat

9 Mei 2025   15:15 Diperbarui: 9 Mei 2025   17:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas  pay later, buy now pay later (BNPL).(SHUTTERSTOCK/WITSARUT SAKORN)

Bon di Warung, Nostalgia yang Kini Punya Versi Digital

Waktu kecil, saya sering diminta ibu untuk beli sembako di warung depan rumah. Kadang kami tak langsung membayar. Kami cukup bilang, "Bu, dibon dulu ya." 

Dan si ibu warung akan mencatat di buku lusuhnya, dengan tulisan tangan yang kadang miring ke kiri. Tak ada bunga, tak ada denda. Hanya ada kepercayaan.

Kini saya hidup di zaman yang berbeda. Zaman di mana "bon" tak lagi di catatan buku warung, tapi berubah jadi satu fitur di aplikasi paylater.

Katanya untuk mempermudah. Katanya fleksibel. Katanya bisa jadi solusi darurat. Tapi, apakah benar begitu? Atau ada sesuatu yang tak terlihat di balik kemudahannya?

Paylater: Bon Versi Digital yang Lebih Licin 

Baru-baru ini, Kompas.com menyoroti fenomena paylater yang makin digandrungi generasi muda. Katanya praktis, hanya sekali klik, semua bisa didapat. Tapi benarkah praktis selalu berarti baik?

Menurut laporan OJK tahun 2024, jumlah pengguna layanan paylater meningkat hampir 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar berasal dari kelompok usia 20 - 35 tahun. 

"Kebutuhan mendesak", "diskon besar", dan "belanja impulsif" menjadi alasan terbanyak penggunaan layanan ini.

Saya jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu. Seorang teman dekat pernah cerita, dia tergoda mengambil promo diskon besar lewat paylater. 

Katanya hanya 100 ribu per bulan, ringan. Tapi karena diambil berkali-kali untuk barang-barang yang sebenarnya tak terlalu penting, akhirnya tagihannya menumpuk.

Paylater vs Bon Warung: Mana yang Lebih Berisiko?

peta konsep perbandingan antara Paylater dan Bon Warung  (Sumber: ChatGPT AI)
peta konsep perbandingan antara Paylater dan Bon Warung  (Sumber: ChatGPT AI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun