Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menanamkan Empati Lewat Cerita: Teknik Mengajar Tanpa Menggurui

28 April 2025   15:00 Diperbarui: 29 April 2025   12:17 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap kisah mengundang kita untuk merasakan dan memahami. | Sumber: PixAbay

Cerita Sebagai Jembatan untuk Memahami Dunia

Sejak kecil, kita semua diajarkan dengan cerita. Dari dongeng di malam hari hingga kisah-kisah di dalam kelas, cerita adalah cara kita melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. 

Saya masih ingat betul, di sebuah kelas yang sederhana, saya pernah mendengar seorang guru bercerita tentang seorang anak yang merasa tidak cukup baik. Cerita itu mengubah cara saya memandang banyak hal.

Ternyata, cerita bukan hanya hiburan. Cerita adalah alat yang kuat untuk mengajarkan nilai tanpa harus menggurui. 

Sebagai seorang pendidik, saya menemukan bahwa cerita bisa menjadi cara terbaik untuk menanamkan empati pada murid tanpa terasa menghakimi atau memaksa mereka untuk menerima satu pandangan saja.

Cerita: Cara yang Tidak Menggurui untuk Menyampaikan Nilai

Sebagai seorang guru, saya tahu betul bagaimana sulitnya mengajarkan nilai kepada siswa tanpa terkesan menggurui. Terkadang, kita merasa harus memberi ceramah panjang lebar tentang apa yang benar dan salah. 

Namun, kenyataannya, cara tersebut tidak selalu efektif. Anak-anak cenderung lebih mendengarkan cerita, bukan ceramah. Dan di sinilah letak kehebatan cerita dalam mendidik.

Menggunakan cerita untuk mengajarkan nilai-nilai seperti empati, kejujuran, dan keberanian bukan hanya soal memberikan contoh yang baik, tetapi juga tentang membuka ruang bagi siswa untuk merenungkan dan merasakan pengalaman orang lain. 

Cerita memungkinkan mereka melihat dunia melalui mata karakter lain, merasakan apa yang mereka rasakan, dan mengerti bagaimana keputusan mereka bisa mempengaruhi orang lain.

Dalam cerita, kita tidak memaksakan moral atau pelajaran langsung. Sebaliknya, kita membiarkan siswa menarik kesimpulan mereka sendiri, yang jauh lebih berkesan dan mudah diterima. Saat seorang anak mendengar cerita tentang seseorang yang memilih untuk berbagi meskipun ia sendiri kekurangan, mereka lebih mudah mengaitkan pelajaran itu dengan kehidupan mereka sendiri.

Menggunakan Empati Sebagai Kunci dalam Cerita

Di dunia yang penuh dengan kebisingan dan opini yang sering bertentangan, kita sering lupa untuk memahami perasaan orang lain. Empati menjadi salah satu nilai yang sangat penting untuk diajarkan, terutama di usia dini. Namun, mengajarkan empati bisa jadi sangat sulit jika kita langsung menekankan pentingnya perasaan orang lain tanpa memberikan gambaran yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun