"Menopause."Â Dulu, kata itu rasanya asing di telinga saya. Kalau pun pernah mendengar, biasanya hanya sekilas lewat obrolan di TV atau iklan produk kesehatan wanita. Sebagai laki-laki, saya merasa itu bukan wilayah saya untuk ikut campur. Toh, itu urusan tubuh perempuan, pikir saya dulu.
Semua berubah ketika saya mulai melihat sendiri perubahan-perubahan kecil pada istri saya yang lama-lama menjadi semakin besar, semakin nyata, dan jujur saja, sempat membuat saya bingung harus bersikap bagaimana.
Saya tidak tahu banyak tentang menopause. Bahkan, saya tidak tahu kalau ada fase yang disebut perimenopause. Sebuah masa transisi yang ternyata bisa berlangsung beberapa tahun sebelum menstruasi benar-benar berhenti.
Saya pikir, menopause hanya tentang berhenti datang bulan. Nyatanya, saya salah besar. Ada banyak perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang ternyata menyertainya.
Tulisan ini bukan untuk menggurui. Saya hanya ingin berbagi pengalaman sebagai seorang suami yang tadinya tidak tahu apa-apa, lalu perlahan belajar memahami. Bukan hanya demi istri, tapi juga demi kebaikan hubungan kami berdua.
Awal Mula Perubahan: Tanda-Tanda yang Tak Saya Sadari
Awalnya saya tidak benar-benar sadar ada sesuatu yang berubah dari istri saya. Semuanya tampak biasa saja. Tapi lama-lama, saya mulai memperhatikan hal-hal kecil yang tidak seperti biasanya.
Misalnya, ia mulai sering terbangun di malam hari, padahal sebelumnya tidur selalu nyenyak. Kadang, ia mendadak berkeringat meskipun cuaca sedang sejuk. Pernah juga ia bilang merasa "panas dari dalam". Saya kira saat itu mungkin dia sedang tidak enak badan atau kecapekan saja.
Yang paling saya perhatikan adalah perubahan suasana hatinya. Ia bisa sangat ceria di pagi hari, tapi sore tiba-tiba murung tanpa alasan yang jelas. Ada masa di mana ia jadi lebih sensitive mudah tersinggung atau menangis karena hal-hal kecil.
Saya tidak langsung mengaitkan ini dengan perubahan hormonal. Jujur saja, saya sempat berpikir: "Apa saya salah ngomong? Apa saya kurang perhatian?" Tapi ketika saya coba tanya, jawabannya pun seringkali terdengar membingungkan seolah ia sendiri tidak yakin apa yang sedang ia rasakan.
Dan yang lebih membingungkan lagi, semua itu datang dan pergi seperti ombak. Tidak setiap hari. Tidak bisa diprediksi. Tapi cukup sering untuk membuat saya mulai bertanya-tanya: "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"