Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rekomendasi Penerapan Kurikulum Merdeka di SMK Pertanian Propinsi NTT

19 Maret 2023   19:16 Diperbarui: 19 Maret 2023   19:20 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kurikulum Merdeka| Sumber: kompas.com

Kurikulum merdeka merupakan sebuah kerangka dasar. Panduan umum. Butuh terjemahan menjadi kurikulum di tingkat satuan pendidikan.  Konteks merdeka belajar hadir dalam keleluasaan yang diberikan oleh kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka memberi ruang seluas-luasnya untuk merancang kurikulum operasional di setiap masing-masing satuan pendidikan. Namun, otonomi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurukulum sebaiknya sesuai dengan visi misi satuan pendidikan. Disesuaikan pula dengan kebutuhan belajar siswa.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara agar kurikulum merdeka bisa diterjemahkan berdasarkan kondisi masing-masing-masing daerah? Jawabannya adalah perlu ada kolaborasi antara orang tua, guru dan pemerhati pendidikan. Bila perlu siswa dilibatkan.

Guru dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa dan pemerhati pendidikan untuk berbagi informasi dan mendapatkan masukan dari semua pihak.

Guru juga dapat memberikan tugas yang sesuai dengan konteks siswa. Orang tua dan keluarga siswa dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. Tugas ini dapat berupa proyek, penelitian, atau presentasi yang terkait dengan lingkungan sekitar siswa.

Guru dapat melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran dengan cara meminta bantuan mereka dalam memberikan informasi tentang kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, guru juga dapat meminta bantuan orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka dalam melakukan tugas dan kegiatan pembelajaran.

Kolaborasi antara guru, orang tua, dan pemerhati pendidikan sangat penting dalam menerapkan Kurikulum merdeka. Hal ini akan memastikan bahwa pendekatan pembelajaran yang relevan dengan konteks siswa dapat dilakukan dengan efektif dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan siswa secara keseluruhan.

Dalam konteks NTT, kolaborasi ini perlu untuk menterjemahkan  kurikulum merdeka sesuai konteks sosial, budaya, dan geografis sebagai propinsi agraris.

Kehadiran SMK pertanian sebagai satuan pendidikan perlu memperhatikan penerapan kurikulum kontekstual bagi wilayah agraris di Nusa Tenggara Timur.

Beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum merdeka di propinsi NTT sebagai berikut:

1. Pembelajaran tentang teknologi pertanian local

Kurikulum kontekstual di wilayah agraris Nusa Tenggara Timur dapat mengajarkan siswa tentang teknologi pertanian yang telah terbukti efektif dan tepat guna dalam mengelola lahan pertanian di wilayah ini. Contohnya, teknik pengairan tetes atau drip irrigation untuk menghemat penggunaan air yang sangat berharga di daerah tersebut.

2. Peningkatan keterampilan budidaya tanaman kering

Wilayah agraris di Nusa Tenggara Timur umumnya cenderung kering, sehingga kurikulum kontekstual dapat fokus pada pengembangan keterampilan dalam budidaya tanaman kering seperti jagung, kacang hijau, ubi jalar dan kelapa. Pembelajaran ini meliputi cara menanam, merawat, dan menghasilkan hasil yang optimal di lingkungan yang kering.

3. Pendidikan karakter dengan nilai-nilai tradisional

Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki budaya dan tradisi yang unik, oleh karena itu kurikulum kontekstual dapat mengajarkan nilai-nilai tradisional dalam pendidikan karakter seperti gotong royong, kejujuran, dan kerja keras. Hal ini dapat membantu siswa memahami nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat dan mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan di pedesaan.

4. Pelatihan kewirausahaan pertanian

Kurikulum kontekstual dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kewirausahaan pertanian seperti manajemen usaha pertanian dan pemasaran produk pertanian. Siswa juga dapat dilibatkan dalam kegiatan pengembangan produk olahan pertanian yang dapat dipasarkan secara lokal.

5. Pengenalan lingkungan hidup

Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan alam yang unik dan rawan terhadap perubahan iklim. Kurikulum kontekstual dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan berkelanjutan dalam kegiatan pertanian, serta penggunaan teknologi hijau dan teknik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Dengan menerapkan kurikulum kontekstual yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dan relevan untuk kehidupan di pedesaan Nusa Tenggara Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun