Teriakan kemiskinan terdengar di balik derit pintu
Wajah-wajah nampak malu menampakan diri
Hanya menyimpan semuanya dalam hati terdalam
Sementara ketika pintu dibuka lebar
Hanya senyum yang ditebarkan
Demi menjaga gengsi yang ditaruh di kepala
Pekerjaan yang dianggap hina ditepis
Sayangnya, perut tak bisa menahan lapar
Saluran usus hampa tanpa isi
Keluhan pada hati terus dihujam
Mengapa kemisikinan selalu menjadi sahabat
Mulai menyalahkan siapa saja
Termasuk penciptanya sendiri
Demi membenarkan diri
Suara semakin menjerit
Tetapi tak pernah sepatah katapun yang keluar dari mulutnya
Sebab gengsi dan malu
Menahan semua suara sampai pada kerongkongannya