Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menangis Meratapi Kesendirian

15 Februari 2023   18:13 Diperbarui: 15 Februari 2023   18:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada senja menjemput malam
Butiran air mata terjatuh
Mengalir pada pipi tua yang berkerut
Tak ada seorang pun yang menghibur

Diri telah ditinggalkan buah hati
Anak-anak sudah berkarya di negeri seberang
Kini hanya diitemani kesedihan melilit hati
Sendiri bersama hati yang merana
Kesedihan berat menimpa
Lorong-lorong rumah diliputi keheningan
Sunyi senyaplah segala pintu kamar

Senja telah membuatnya merana
Terkenanglah dia pada hari-hari bahagianya
Segala lorong dipenuhi tawa
Kamar-kamar terisi canda

Dulu dia tak berpikir akan akhirnya
Sangatlah dalam ia tersiksa
Tiada orang yang menghiburnya
Pandanglah dan lihatlah betapa dalam kesedihannya
Masuk ke dalam tulang-tulangnya
Karena inilah dia menangis
Mata mencucurkan air kesedihan
Karena jauh dari padanya penghibur
Yang dapat menyegarkan jiwanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun