Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepucuk Daun Hijau

15 Februari 2023   11:40 Diperbarui: 15 Februari 2023   11:48 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa butir embun di atas daun hijau
Perlahan hilang meregang
Terbakar panas membara
Dienyahkan sinar matahari

Daun hijau perlahan mulai menguning
Uratan-uratan hidup mulai memutih rambut
Lantas jatuh terkapar di atas tanah keabadian
Hidup bagaikan kabut menghilang

Daun hijau tak mungkin akan menemukan obat
Demi menahan kematian sebab nafas lenyap seperti asap
Seolah-olah hidup serba kebetulan dijadikan,
Dan kelak daunan hijau itu seolah-olah tak pernah ada.

Daun hijau akan menjadi abu di atas tanah,
Rohnya akan disebar-sebarkan bagaikan udara yang halus.
Lambat laun namanya terlupa pula
Tentang pekerjaannya, tidak seorangpun ingat kepadanya.

Laksana jejak awan hidup daun hijau itu berlalu,
Umur hidup merupakan bayang-bayang yang berlalu,
Dan akhir hidupnya tak dapat ditunda,
Karena sudah dimeteraikan
Tak seorangpun dapat merubahnya
Daun hijau hanya bisa berbuat baik selagi masih ada,
Meninggalkan tanda-tanda perayaan kegembiraan
Sebab itulah bagian dan nasibnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun