Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Alasan yang Tepat Mengapa PR Sebaiknya Dikerjakan di Sekolah

1 November 2022   18:19 Diperbarui: 1 November 2022   20:17 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerjaan Rumah (PR) memiliki tujuan yang baik. Pekerjaan rumah sebagai salah satu alat atau instrumen bagi guru untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pelajaran atau materi yang sedang dipelajari. Pekerjaan rumah juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa menerima materi baru dan memudahkan siswa menangkap materi yang akan disampaikan oleh guru pada pertemuan selanjutnya.

Fakta lapangan membuktikan bahwa kebanyakan siswa tidak mengerjakan PR di rumah. Siswa menyalin tugas dari lembar pekerjaan temannya pada saat jadwal pengumpulan tugas dilaksanakan di sekolah.

Kebiasaan menyalin dari pekerjan teman disaat memulai pembelajaran membawa dampak buruk. Situasi kelas menjadi kurang menyenangkan. Siswa terburu-buru menyalin perkerjaan. Bahkan ada siswa yang duduk melingkar menyalin jawaban dari lembar jawaban teman yang sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Siswa nampak belum menyiapkan siri memulai pembelajaran karena fokus mengerjakan PR.

Pekerjaan rumah sebagaimana biasanya diperiksa guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan atas lembaran jawaban adalah siswa tidak mengerjakan tugas dengan tuntas. Pada lembaran jawaban siswa hanya ditemukan satu atau dua kalimat yang belum tuntas. Hal ini bisa dipahami karena siswa baru mengerjakan tugas rumahnya di dalam kelas pada saat awal pembelajaran.

Kenyataan bahwa peserta didik mengerjakan tugas di awal pembelajaran mengundang tanya. Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan anak didik selama berada di rumah? Bukankah PR harus diselesaikan di rumah?

Ketika pertanyaan di atas diajukan kebanyakan siswa enggan menjawab. Siswa lebih banyak diam dan tak ingin membeberkan akar persoalannya. Tanggapan siswa yang demikian mendorong penyelidikan lebih lanjut.

Kunjungan rumah harus dilakukan untuk menggali informasi kepada orang tua siswa. Orang tua menyatakan bahwa anak didik tidak melakukan banyak kegiatan di rumah. Anak-anak hanya bermain Handphone  atau menonton TV.

Orang tua memberi informasi tambahan bahwa anak-anak pun tidak dibebankan pekerjaaan non akademis di rumah. Anak-anak enggan membantu pekerjaan orang tua. Orang tua juga tidak memberi pekerjaan rumah yang menyita banyak waktu bagi anak.

Pada satu pihak anak didik tidak mengerjakan PR di rumah dan pada satu pihak orang tua mengakui bahwa anak-anak tidak dibebani oleh pekerjaan rumah tangga.

Jika melihat kenyataan bahwa anak mengerjakan pekerjaan rumahnya di sekolah sementara orang tua tidak membebani anak dengan pekerjaan rumah tangga maka ada dua pilihan yang dihadapi. Pertama, siswa tidak perlu diberikan pekerjaan rumah. Kedua, diberikan kepada siswa tetapi penyelesaian PR harus dilakukan di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun