Di atas bantal ini kau tahtakan kepalamu
Kelopak matamu semakin berat
Lantas kristal-kristal kecil nan gemes mengalir sepanjang pipi merona
Menghilang di sela sela popok penghangat tubuhmu
Engkau tak mau mengucapkan kata
Hanya lewat tangisan kau ungkapkan tanda
"Nak, Tenanglah!", kata ibumu
Ibu menangkap isi hatimu
Rasa sayang mendalam tertuang
Menjawab tanda yang kau berikan
Membelai rambutmu
Mencium pipi penuh air mata
Menyanyikan tembang biar rasa ngantukmu berganti
Menjemput rasa lelap yang kau rindukan