Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 1980-an: Emas, Rumah Mewah, Uang, dan Pendidikan Terkubur dalam Tanah

25 Agustus 2019   11:45 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:05 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 1980-an. Tahun ini merupakan tahun yang amat kelam bagi perjalanan sebuah keluarga kecil di sebuah daerah pedalaman Manggarai. Sulitnya berkomunikasi antar pribadi, susahnya pengiriman surat dan uang, perjuangan untuk  menjangkau dunia luar k arena keterbatasan alat trasnportasi menjadi salah satu tanda kelamnya tahun itu. Sementara itu. jauhnya fasilitas kesehatan menjadi tanda lain yang mempertegas kelamnya tahun-tahun itu dilalui.

Segala sesuatu ada di bawah tanah?

Sekelam-kelamnya tahun 1980-an namun bagi saya tahun-tahun ini merupakan tahun berahmat. Mengapa? Saya masih ingat baik sebuah kejadian pada pertengahan tahun 1989. Saya mendapatkan suatu pelajaran "rahasia" dan berharga. 

Seorang ayah yang sangat berbaik hati telah membagikan rahasia kehidupannya kepada saya. Menurut saya pelajaran ini tidak lagi saya dapatkan di lembaga pendidikan formal. Ayah yang berbaik hati itu mengatakan: "Emas, uang, makanan, rumah mewah, mobil, pendidikan dan semua yang lainnya ada di dalam tanah. Gali dan galilah."

Gugatan 

Pernyataan ayah ini memang membingungkan saya saat itu. Sebab saya masih mengenyam pendidikan sekolah dasar dengan daya nalar tidak seluas pola pikir orang dewasa. Sebagai anak dengan tingkat pendidikan sekolah dasar pernyataan sang ayah sangat tidak masuk akal. Bukankah mobil berjalan di atas tanah dan parkir juga di atas tanah. 

Lantas mengapa bapak tua ini mengatakan segala sesuatu ada mesti di gali di bawah tanah? Saya mendapatkan jawaban atas pertanyan di atas pada tahun 2018 kemarin. Kurang lebih pertanyaan itu disimpan rapi selama kurang lebih 18 tahun.

Kesadaran Baru

Ayah adalah seorang petani konvensional. Dalam seluruh perjalanan hidupnya hampir separuh dari waktu hidupnya gemar menanam. Menanam apa saja. Sehingga tidaklah mengherankan bila di setiap lahannya pasti ada pohon kayunya. 

Sawah ditanami padi dan seterusnya Alhasil, kami semua bisa dikuliahkan dari hasil penjulan pohon, padi dan hasil kebun lainnya. Dari pekerjaan kami mendapatkan uang yang cukup dan alhamdulilah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun