Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Mencegah 6 Gangguan Kesehatan di Musim Mudik

7 Juni 2018   07:50 Diperbarui: 7 Juni 2018   23:21 3407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masker bedah/masker biasa. Sumber: thepinsta.com
Masker bedah/masker biasa. Sumber: thepinsta.com
Masker Respirator N95. Masker N95 dapat menyaring hingga 95% dari keseluruhan partikel di udara hingga yang  berukuran 0,1 – 0,3 mikron. Masker ini biasa digunakan di bagian penyakit menular dan infeksi oleh petugas kesehatan, juga pada kondisi kualitas udara berbahaya seperti kabut asap.

Ukuran partikel yang diberikan membantu dalam menentukan tingkat potensi ancaman bagi kesehatan manusia. Ukuran 0,01-10 mikron disebut partikel smog atau kabut asap, 10-50 mikron disebut debu, 50-100 mikron disebut abu. Partikel dengan ukuran berkisar 0,3 hingga 0,9 mikron memiliki risiko masalah kesehatan terbesar.

Masker ini digunakan oleh orang sehat yang tidak ingin menghirup udara berbahaya, namun relatif sulit didapat dan mahal. Masker ini dapat digunakan ulang, namun harus diganti ketika kotor atau berubah bentuk.

Masker N95. Sumber: bukalapak.com
Masker N95. Sumber: bukalapak.com
Masker Motor dan Masker Kain. Masker jenis ini sering digunakan pengendara motor untuk melindungi diri dari polusi udara pada saat berkendara. Selain karena masker ini dapat menghambat debu yang masuk ke dalam sistem pernafasan, ketersediaannya cukup tinggi dan lebih terjangkau.

Masker motor memiliki kualitas yang lebih baik dibanding masker kain, meskipun lebih mahal dari segi harga dibanding masker kain. Pada beberapa jenis masker motor, terdapat penyaring High Efficiency Particulate Air (HEPA) untuk partikulat hingga ukuran 2,5 mikron. Keduanya dapat dicuci sehingga bisa digunakan ulang. Untuk situasi mudik, sebaiknya persiapkan beberapa buah agar dapat diganti setiap hari selama perjalanan.

Masker motor. Sumber: jakartanotebook.com
Masker motor. Sumber: jakartanotebook.com
Masker kain. Sumber: bukalapak.com
Masker kain. Sumber: bukalapak.com
2. Infeksi Saluran Cerna

Infeksi saluran cerna kerap terjadi pada pemudik yang tidak menjaga higienitas saat mengonsumsi makanan. Bisa jadi karena pemilihan tempat makan yang kurang bersih, serta kebiasaan mencuci tangan yang disepelekan. Penyebaran kuman dapat juga terjadi ketika tangan menyentuh benda-benda yang sering disentuh orang banyak seperti gagang pintu pada fasilitas umum.

Infeksi saluran cerna dapat ditandai dengan sakit perut, kram perut, diare, mual muntah, bisa disertai demam.

Hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan:

  • Memilih tempat makan yang terjamin kebersihannya.
  • Menghindari makanan yang mengiritasi usus seperti makanan yang terlalu pedas.
  • Membiasakan cuci tangan sebelum makan. Dapat dilakukan dengan cairan antiseptik atau tisu basah yang mengandung antiseptik. Jika tangan kotor, terlebih dahulu dicuci dengan sabun dan air mengalir sebelum menggunakan antiseptik.
  • Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan toilet umum.

3. Dehidrasi

Perjalanan yang penuh kemacetan akan memudahkan seseorang mengalami dehidrasi. Tidak ingin repot mencari tempat buang air kecil selama perjalanan juga terkadang membuat seseorang menjadi enggan minum. Tidak hanya kondisi yang panas, ruangan berpendingin pun dapat menyebabkan dehidrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun