Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bersyukur dari Teori Maslow

6 Mei 2018   16:38 Diperbarui: 6 Mei 2018   16:46 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: http://www.pravmir.com

"Every human being is a puzzle of need."

Saat kita pergi ke mal dan melihat hiruk-pikuk ribuan manusia di mal, kita sedang melihat kesibukan manusia memenuhi kebutuhannya. Bila sedang di pojok belanja, si manusia sedang memenuhi kebutuhannya untuk belanja barang-barang yang diperlukannya. Bila sedang di tempat nonton layar lebar atau area bermain keluarga, si manusia sedang memenuhi kebutuhan rekreasinya. 

Manusia adalah makhluk dengan siklus pemenuhan kebutuhan yang akan berlangsung hingga akhir hayatnya. Bahkan saat si manusia sudah menemui ajalnya, ia masih membutuhkan manusia lain untuk mengantarkan jasadnya ke pemakamannya.

Dalam memandang kebutuhan manusia, terdapat teori yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. Teori ini sebenarnya lebih sering digunakan dalam ilmu ekonomi, psikologi, dan lainnya. Tapi kali ini saya ingin mengajak pembaca menilik diagram teori ini sebagai dasar perenungan.

Teori kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu berhirarki. Kebutuhan pada tingkat yang rendah harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum individu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan yang lebih dasar akan lebih didahulukan. 

Misal, jika seseorang merasa lapar, maka individu itu akan melakukan usaha untuk mengatasi rasa laparnya sebelum memikirkan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Sehingga akan ada kebutuhan tertentu, dalam kondisi tertentu, yang lebih dipentingkan dibanding kebutuhan lainnya.

Piramida hirarki kebutuhan Maslow. Sumber: http://www.simplypsychology.org
Piramida hirarki kebutuhan Maslow. Sumber: http://www.simplypsychology.org
Adapun hirarki kebutuhan tersebut dimulai dari basis piramid yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan tentram, kebutuhan untuk kasih sayang  dan rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan, hingga yang paling puncak yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan tersebut bertingkat mulai dari yang mendesak hingga kebutuhan yang lebih tinggi, yang akan muncul sendiri seiring terpenuhinya kebutuhan di bawahnya.

 Pemenuhan tersebut dilakukan manusia berlandaskan motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Maslow menyatakan bahwa kebutuhan yang berada di bawah akan lebih didahulukan. Bila manusia memenuhi kebutuhan pada level yang lebih tinggi ketika ia belum memenuhi kebutuhan yang di bawah, maka ia akan kembali kepada tingkat kebutuhan yang belum terpenuhi sebelumnya.

Kebutuhan pada tingkat yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini wajib terpenuhi jika kita ingin hidup sebagai "manusia". Kebutuhan semacam sandang, pangan, papan, dan juga kebutuhan dasar sebagai makhluk biologis yang membutuhkan udara dan air, dan lainnya.  Kebutuhan pada tingkat kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman dan tentram, baik keamanan secara personal maupun komunal, terhadap diri atau kepemilikan properti, serta rasa aman yang timbul dari kondisi kesehatan yang dimiliki.

Kebutuhan pada tingkat ketiga yaitu kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki. Ketika manusia telah memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman, manusia akan merasa butuh untuk dicintai. Kebutuhan ini akan terpenuhi lewat ikatan dan kasih sayang dari keluarga, pasangan hidup, teman, kolega, dan lingkungan sekitarnya.  Kebutuhan yang keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan. Ketika kebutuhan akan kasih sayang telah terpenuhi, manusia akan mencari rekognisi dari lingkungan ia berada. Ia akan berusaha untuk mempertahankan harga diri dan statusnya, berusaha agar orang lain tetap menghormati dan mengakui dirinya melalui cara-cara pembuktian diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun