Mohon tunggu...
Evi PujiLestari
Evi PujiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evi Puji Lestari ( 029)

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konflik Lewis A. Coser

14 Oktober 2021   19:31 Diperbarui: 14 Oktober 2021   19:48 6753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lewis Alfred Coser lahir di Berlin, 27 november 1913. Lewis Coser menempuh pendidikan di Universitas Columbia dan meraih gelar Ph. D pada tahun 1968. Setelah perang dunia II, Lewis Coser mengajar di Universitas Chicago dan Universitas Braindeis. Lewis Coser wafat pada umur 89 tahun pada tanggal 8 juli 2003. Karya terkenal dari Lewis Coser adalah " The Function Of Social Conflict " yang terbit pada tahun 1956. Dalam buku tersebut, Lewis Coser memusatkan perhatiannya pada fungsi- fungsi dari konflik. Tokoh tokoh yang mempengaruhi Lewis Coser antara lain George Simmel, Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, dll.

Penulis mengenal teori ini dari buku Teori Sosiologi Modern karya Bernard Raho dan buku berjudul Teori Sosiologi Modern karya George Ritzer dan Douglas J. Goodman, dalam kedua buku tersebut dapat dijelaskan bahwa teori Lewis Coser itu mengintegrasikan dua teori yang berlawanan yaitu teori konflik dan teori fungsional structural.

Salah satu hal yang membedakan pandangan Lewis Coser dengan para tokoh tokoh lainnya adalah Lewis Coser menekankan pentingnya konflik untuk mempertahankan keutuhan kelompok, sedangkan para tokoh lain cenderung melihat konflik sebagai penyebab perubahan sosial.

Dalam bukunya, Lewis Coser menyebutkan beberapa fungsi dari konflik.  Yang pertama, dengan adanya konflik, akan memperkuat solidaritas kelompok yang sedang longgar, didalam masyarakat yang terancam disitegrasi, konflik dengan kelompok lain akan memperkuat kekuatan untuk bersatu. Fungsi konflik yang kedua adalah dengan adanya konflik antar kelompok akan menghasilkan rasa solidaritas di kelompok masing-masing.

Dengan adanya solidaritas tersebut akan menciptakan aliansi-aliansi dengan kelompok lain. Contohnya adalah konflik berkepanjangan antara Israel dengan negara-negara Arab, membuat Israel dapat menjalin kerjasama dengan Amerika serikat.

Dan apabila antara Israel- Negara negara islam berdamai, maka kerjasama antara Israel- amerika akan mengendur. Yang ketiga adalah dengan adanya konflik akan  mendorong masyarakat yang pasif atau terisolir untuk ikut berperan aktif. Contohnya adalah ketika mahasiswa melakukan demo, tidak jarang akan muncul wajah wajah baru yang sebelumnya belum pernah berorasi didepan publik.

Yang keempat adalah dengan adanya konflik, juga dapat berfungsi sebagai media berkomunikasi. Anggota kelompok akan berkumpul dan saling bertukar pikiran serta menyusun strategi-strategi untuk menghadapi konflik, baik untuk mengajukan perdamaian atau untuk mengalahkan lawan.

Menurut Lewis Coser, konflik dibagi menjadi dua, yaitu konflik realistis dan konflik non- realistis. Konflik realistis merupakan konflik yang sudah di setting atau diatur untuk tujuan-tujuan tertentu, dan biasanya berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang ada pada hubungan sosial.

konflik non realistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang antagonis tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari satu pihak. Lewis Coser juga menyebutkan safety-valve ( katup penyelamat ), yaitu salah satu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok-kelompok dari kemungkinan konflik sosial. dengan adanya safety-valve, akan berperan sebagai jalan keluar meredakan permusuhan.

Menurut pemahaman penulis, Lewis Coser mengintegrasikan dua persepsi yang berbeda  yaitu konflik dan fungsional structural karena keduanya  dianggap tidak bisa berjalan sendiri sendiri. Dari penggabungan kedua persepsi tersebut, kemudian didapat kesimpulan  bahwa konflik tidak hanya membawa dampak yang negative bagi masyarakat, tetapi  juga ada  sisi positif dimana konflik dapat bermanfaat untuk mempertahankan keutuhan kelompok di masyarakat .

Namun perlu diperhatilkan bahwa konflik juga menghasilkan disfungsi atau ketidakfungsian seperti ketidakstabilan kelompok dan kehancuran akibat dari eksistensi konflik tersebut. contohnya nyatanya adalah  ketika  tim bulutangkis indonesia dipaksa untuk mundur dari All England 2021 dengan alasan yang dianggap tidak adil bagi pemain bulutangkis Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun