Sudah dua bulan semenjak Coach Shin Tae Yong tak lagi melatih timnas, lalu digantikan oleh pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert menuai pro dan kontra.
Namun, apapun itu keputusan telah dibuat. PSSI sudah menunjuk eks bintang Barcelona itu. Suporter jelas menantikan racikan pria asla Belanda tersebut, yang bakal dibantu para asistennya Alex Pastoor serta Danny Landzaat. Lalu, bagaimana prediksi permainan timnas nantinya?
Sebelumnya Coach Patrick telah diwawancarai salah satu media di Indonesia, jika dirinya suka bermain menyerang. Filosofi Total Football sesuai negara asalnya, dengan pakem 4-3-3 kesukaannya akan diupayakan terlihat pada laga nanti.
Namun, lanjutnya, dia juga tentu bakal melihat situasi dan kondisi tertentu. Coach Patrick pasti tahu jika ia gak boleh gegabah dengan sembarang main menyerang secara frontal.
Dia dan para staff pelatih baru bertemu bertatap muka dengan para pemain. Artinya, dia juga bakal melihat peluang gaya main sesuai komposisi pemain yang tersedia.
Apalagi, walau banyak pemain yang cedera, Australia tetaplah negara besar di sepakbola Asia yang rutin tiap edisi main di World Cup. Pemain berpengalaman macam Jackson Irvine jelas jadi perhatian lebih. Ditambah venue yang dipertandingkan bakal digelar di Sydney. Secara psikologis, jelas dukungan suporter akan meningkatkan kepercayaan diri tuan rumah.
Disisi lain, tekanan suporter bakal memberikan pressure lebih yang diarahkan ke para pemain timnas. Tapi, apakah hal ini bakal bikin mental pemain ciut? Belum tentu.
Kondisi sepakbola Indonesia sudah berubah drastis dibanding lebih dari 10 tahun yang lalu, dimana era kegelapan menimpa timnas. Dimulai dari dualisme kepengurusan PSSI ditambah dengan banned oleh FIFA jelas telah meruntuhkan sepakbola Indonesia kala itu.
Tapi beda dengan sekarang. Indonesia kembali lolos ke Piala Asia 2024 kemarin. Saat inipun timnas senior berada di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, sehingga berpeluang besar buat lolos ke World Cup.
Dari materi pemain pun jelas sangat jauh berbeda. Dulu, mayoritas pemain hanya berlaga di kompetisi lokal. Bagaimana dengan saat ini?