Mohon tunggu...
Evi Ghozaly
Evi Ghozaly Mohon Tunggu... Konsultan - | Penulis | Praktisi pendidikan | Konsultan pendidikan |

Tebarkan cinta pada sesama, melalui pendidikan atau dengan jalan apapun yang kita bisa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terima Kasih untuk Semua Pejuang Pendidikan

31 Mei 2020   09:18 Diperbarui: 31 Mei 2020   10:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sesungguhnya membangunkualitas umat, membangun lembaga pendidikan, membangun perusahaan, sama pentingnya dengan membangun masjid..."

Saya membaca ngendikan Dr. Syech Muhammad Al Ghazali semalam, dari postingan Prof. Nanik Sriyani, salah satu pimpinan di WAG kami. Seketika makjleb. 

Ya, ketika virus covid-19 mulai merebak, salah satu yang sangat merasakan dampaknya adalah lembaga pendidikan. Pesantren terpaksa memulangkan ribuan bahkan puluhan ribu santri ke daerah asal, dan melaksanakan pengajian online bagi yang bisa menjangkau. Sekolah negeri dan swasta segera membuat jadwal pembelajaran daring. Murid belajar di rumah dengan penyesuaian di beberapa hal.

Berat? Tentu. Kalau dari sisi pembelajarannya, mungkin ringan ya, karena itulah sehari-hari tugas kami. Berbeda pada cara penyampaian materi dan pengawasan saja. Tapi dampak lain setelah nyaris tiga bulan, ini yang lumayan krik-krik.

Banyak orang tua mulai mengeluh, sebagian lalu mantab mengajak anak home scooling, sementara yang lain justru berharap sekolah segera buka kembali. Anak-anak mulai terbiasa  memiliki waktu luang, sebagian jadi sangat longgar memegang gadget, main game atau berselancar di dunia maya.

Sungguh saya bersyukur menjadi bagian dari Global Madani, lembaga pendidikan swasta yang sudah establish dengan pemimpin yang bijak dan profesional. Hingga terasa sekali iklim yang hangat dan berimbang, meski wabah pandemi masih menyerang. 

Dengan sigap Prof. Dr. Abdul Kadir Salam, pemimpin kami mengawal penyesuaian kanan kiri, terus memastikan standar kesehatan dan pembelajaran yang aman ditepati, dan mengajak semua warga sekolah untuk peduli.

Lalu bagaimana dengan sekolah lain, terutama di pelosok?

Beberapa guru bercerita tentang susahnya membersamai anak belajar. Tak semua murid memiliki hape, tak semua daerah bersinyal bagus, tak semua guru mampu membeli quota. Padahal semakin lama anak tidak dalam pengawasan, pengaruh buruk apapun bisa diterima. Semakin lama anak tidak ke sekolah, pembiasaan baik termasuk kedisiplinan akan luntur pelahan.

Memang, pendidikan utama adalah di rumah. Penanaman ilmu dan karakter terbaik adalah dari keluarga. Tapi tak semua orang tua punya waktu mendampingi anak, setiap saat. Tak semua keluarga punya akses pengetahuan dan ilmu yang dibutuhkan.

Maka disinilah peran penting sekolah. Sebagai  salah satu sumber ilmu, sebagai kawah candradimuka untuk semua. Sekolah juga tempat belajar segala hal, termasuk bersosialisasi dan pembiasaan mulia. Sekolah adalah dunia kecil tempat anak berlatih hidup sebelum menapak kehidupan sebenarnya. Sekolah bukan hanya tempat mengabdi para guru, tapi juga lahan ibadah dan tempat kuliah. Sekolah bukan hanya gedung bisu tempat transfer pengetahuan, tapi juga ladang jihad ilmu yang terus bergerak mengolah rasa, raga dan karsa, mengembangkan aspek afektif dan psychomotor, dan menjadi wasilah lahirnya pemimpin masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun