Mohon tunggu...
Evie NashiellaPutri
Evie NashiellaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Convicted of social media addiction

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontrol Diri terhadap Hal Privasi dan Publik dalam Bersosial Media di Masa Pandemi Covid-19

5 Desember 2021   20:42 Diperbarui: 5 Desember 2021   21:09 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar CNN/dokpri

Di dunia sekarang ini, hampir sulit untuk menghindari paparan media. Disadari atau tidak, media dan segala isinya hadir dalam kehidupan kita. Jejak media semakin beragam dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman (Aspikom, 2011).

Awalnya, kontak media terbatas pada satu arah, dengan pengguna media hanya dapat membaca, memperhatikan, bahkan mengapresiasi secara tidak langsung konten yang disediakan oleh sumber media. 

Namun dengan berkembangnya dunia digital, masyarakat awam sebagai peminat media, di sisi lain, tidak lagi hanya bisa menikmati konten dari media yang disuguhkan kepada mereka, tetapi juga bisa ikut mengisi konten di media tersebut. Keberadaan dan perkembangan internet mengantarkan era baru komunikasi di seluruh masyarakat (Ellison, Vitak, Steinfield, Gray, & Lampe, 2011). 

Belakangan ini, media sosial hadir dan mengubah paradigma komunikasi. Jarak, waktu, dan jarak bukanlah halangan untuk berkomunikasi. 

Komunikasi tidak lagi terhambat meskipun tidak adanya pertemuan langsung. Itu juga bukan lagi masalah yang sudah lama kita tidak bertemu. Teman yang tidak bertemu selama 20 tahun dapat terhubung kembali dan menghidupkan kembali persahabatan mereka (Watie, 2011).

Media sosial juga dapat diakses dan digunakan oleh hampir semua orang karena kemudahan penggunaannya. Dunia telah berubah secara dramatis sebagai akibat dari media sosial (Nasrullah, 2015). Berbagai tingkat komunikasi tersebut telah terintegrasi dalam satu wadah yang dikenal dengan jejaring sosial/media sosial. 

Sementara masyarakat masih harus beradaptasi dengan ekspansi media sosial, era digital harus lebih banyak berputar karena situasi saat ini. 

Sebuah pandemi kegagalan pernapasan virus telah disebabkan oleh Novel Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) dan penyakit akibat Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) (Wong, Ho, Olusanya, Antonini, & Lyness, 2021). 

Banyak negara telah menangani pandemi dengan menggunakan strategi 'social distancing', yang mengharuskan pembatasan kontak fisik hingga kebutuhan minimum untuk kehidupan sehari-hari. 

Dan perubahan yang cukup besar terjadi di sini karena dengan adanya social distancing, masyarakat telah terdorong dalam penggunaan platform media sosial untuk pekerjaan, pendidikan, dan tujuan sosial, bahkan masyarakat menjadi memiliki ketergantungan pada media sosial (Hongfei, Wentong, Vignesh, & Osburg, 2021). Pada era digital ini, aktivitas psikososial remaja dapat terlihat pada pola interaksi sosialnya secara virtual di media sosial yang tinggi. 

Terlebih di masa pandemi, melihat aktivitasnya yang tinggi pada jejaring media sosial menjadikan remaja pada usia remaja ini lebih berisiko terhadap penggunaan media sosial yang berlebihan. Terlihat seperti yang dijelaskan di dalam video yang diunggah CNN Indonesia perihal "Fenomena Sosial di Masa Pandemi", penggunaan media sosial yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat mengarahkan remaja kepada perilaku kecanduan dan hal buruk lainnya seperti kehilangan kontrol diri serta kegagapan dalam membedakan hal privasi dan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun