Gadis itu berwajah seperti gadis -- gadis telenovela berambut coklat keemasan, bermata sebiru langit. Ajaibnya lagi Reena Wilson ternyata blasteran Jawa- Hispanik. Mereka mengobrol dan Reena menawari Sugara untuk minum kopi di kafe, sebagai ucapan terima kasih atas kepedulian Sugara hari ini.Â
Reena bercerita dia putri tunggal pemilik kantor Bureau of land management terbesar di Texas.
" Kau mau kuberitahu sebuah rahasia?" dia berbisik di telinga Sugara, "Aku bukan putri kandung mereka."
Sugara menghela nafas. Pertama dia rikuh dengan gerakan Reena yang tiba -- tiba, juga isi pembicaraannya yang sangat pribadi.
"Maaf?"
"I`m so sorry, i shouldn`t be so stupid...telling you all this. A stranger!"
Sugara menimbang sikapnya. Gadis di depannya terlihat sangat frustasi, mungkin dia hanya ingin curhat. Mungkin sebaiknya dia bersikap lebih ramah pada gadis itu.
"Apa ada orang yang bisa kutelpon untukmu?"
"Mungkin ayahku? Tapi kau tak perlu repot- repot, dia akan tahu aku dimana sebab dia selalu membayar orang untuk menguntitku dan menculik orang yang bersamaku untuk menjauhkannya dariku sebab dia tak cukup baik untukku. Tak ada yang cukup baik untukku."
Gadis itu tiba -- tiba menangis, Sugara akan menduga bahwa gadis itu mungkin sedang mabuk tapi dia tak mencium bau alkohol.
'Aku tadinya bersamanya, aku datang bersama kekasihku dan tiba -- tiba saat aku bangun dia sudah tak ada di tenda atau dimanapun. Kurasa ayahku menyuruhnya pergi."