Mohon tunggu...
Amri MujiHastuti
Amri MujiHastuti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Sekolah Dasar

Pengajar, Ibu, pemerhati pendidikan anak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Gendis Sugar", Tragedi Cinta

16 Maret 2019   11:00 Diperbarui: 16 Maret 2019   11:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Sugara mendampingi perwakilan dari Federal Noxious Weed Act untuk mencatat seluruh benih, bunga, dan daun yang ada dalam seluruh taman nasional terdiri dari pohon -- pohon lapis bawah yang sanggup hidup di bawah naungan pohon -- pohon dominan yang semakin besar dan semakin rapat hingga tak memungkinkan cahaya seberapapun sedikitnya untuk mencapai lantai hutan.


Pencatatan spesies toleran ini diperlukan untuk mempelajari tahap perkembangan hutan primer atau hutan perawan. Keberadaan spesies-spesies asli yang kehidupannya bergantung pada lingkungan yang disediakan hutan primer terancam oleh pembalakan dan pembukaan hutan. Itulah sebabnya National Park Service berusaha melindungi keanekaragaman hayati dan plasma nutfah di sana dan menjadikannya agenda penting nasional.


Sugara mendampingi seorang pengunjung yang mengaku tendanya didatangi beruang kemarin malam dan dia berhasil selamat karena keajaiban Tuhan. Namun setelahnya ceritanya berubah sama sekali. Sugara menemukan gadis itu sendirian di tendanya yang nyaris roboh dan sepertinya gadis itu sendiri yang merusak tendanya dengan pemukul baseball.


"Apa Anda datang sendiri, Miss..." Sugara menyiapkan pulpen dan buku catatan kecil di sakunya. Mempelajari gadis yang kelihatan sangat berantakan itu. 

Rambutnya diikat ke atas dan dia memakai kaus kaki yang bercampur lumpur dan air hujan di ujungnya. Kemeja putihnya sangat kusut dan sepertinya kering dengan sendirinya setelah berkeliaran menerobos dedaunan di tengah hujan lebat kemarin malam.


"Wilson. Reena Wilson. " gadis itu menyebutkan namanya dengan gigi bergemeletuk  menggigil, dibungkus selimut yang dipinjamkan Sugara.


"Anda dapat ikut jeep saya dan kami akan melanjutkan pertanyaan di pos, are you feeling allright?"


Sugara melihat gadis itu meringis kesakitan, perutnya terdengar keroncongan lagu bengawan solo. Gadis itu salah tingkah lalu matanya kembali berkaca -- kaca.


" Saya punya termos kopi di ransel saya, would you like a cup?" Sugara tersenyum ramah. Gadis itu hanya diam namun matanya berkaca -- kaca.

 Sugara segera mengambil cangkir aluminiumnya dan menuangkan kopi dari termos untuk mereka berdua. Sugara menyerahkan secangkir ke tangan gadis itu.


Sugara meneguk kopinya, gadis itu mengikutinya. Sugara menduga Reena Wilson seumuran dengan mbak Sukini atau sedikit lebih tua darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun