"Aku harus memperingatkanmu sebab setiap gadis yang mendengar cerita petualanganku biasanya langsung berfantasi macam -- macam tentang apa yang sedang kulakukan atau apakah aku sedang menantang bahaya lagi di alam bebas."
"Kau tahu? Tolong anggap saja aku tak bicara apa -- apa padamu, kau orang paling aneh yang tak jujur dan mungkin kau seorang psikopat yang menyamar."
"Hei, kau mau pergi kemana? Kupikir kau mau mendengar cerita tentangku."
Dan gadis itu tak menoleh lagi meninggalkannya yang membuatnya menyeringai dengan sebuah senyuman yang datang begitu saja dari hatinya. Hatinya menyuruhnya tersenyum.
Hanya Gendis gadis lain yang pernah membuatnya merasa seperti saat ini. Tapi tentu saja Sugara tak tahu apa -- apa tentang siapa sebenarnya Alisia.
Kadang -- kadang dalam hati Sugara merasa bersalah dan berdosa pada Gendis, sahabatnya atas apa yang dilakukan keluarganya namun dia tak dapat melakukan apa -- apa. Dan ya benar, dia bersikap egois dan pengecut saat memutuskan untuk tak membalas suratnya sebab...pada saat itu dia tak tahu apa yang harus ditulisnya tanpa harus kehilangan persahabatan mereka.
 Apapun, tanpa menulis sepatah kata untuk Gendis mengenai hal itu dia juga tahu bahwa dia akan tetap menyelesaikan cerita persahabatan mereka. Tapi tanpa ada perdebatan.Â
Gendispun juga tak pernah mengirim kabar lagi padanya sejak saat itu.
Mungkin itu sebabnya dia pantas menerima apa yang dialaminya sekarang.Â
Benar kata orang berhati -- hatilah dengan apa yang kita tanam.
Sebagai anak laki -- laki dewasa, Sugara sempat pergi dari rumah dan pergi sangat jauh. Sugara mengikuti program Davy Crockett National Forest Volunteer Program untuk pelamar dari Asia.Â
Selama hampir tiga bulan Sugara berada di kawasan negara bagian Texas yang sama sekali hijau dengan kenampakan jajaran cemara yang sangat rimbun dan rapat menaungi hutan nasional dari negara bagian United States yang membuat orang berdecak kagum karena keajaiban alamnya yang berupa gurun di West Texas, namun sangat hijau di bagian lainnya.