Mohon tunggu...
Evelyn Tanata
Evelyn Tanata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ev

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kerusakan Tanah akibat Banjir di Jakarta

11 Mei 2021   14:45 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 Kerusakan tanah adalah kondisi dimana sifat fisik tanah ada dalam kondisi yang buruk. Baik secara kimia maupun biologi, fungsi tanah menurun karena adanya zat -- zat kimia berbahaya yang melebihi jumlah alami, zat -- zat ini disebut sebagai polutan pada tanah. Dalam konsentrasi yang tinggi serta jumlah yang banyak pencemaran tanah mampu memberi risiko kepada kesehatan manusia maupun kesehatan lingkungan. Kerusakan atau pencemaran tanah tetap dianggap terjadi walaupun jumlah polutan tidak cukup untuk menyebabkan risiko yang berlebih.

 Kerusakan dan pencemaran tanah umumnya disebabkan oleh berbagai hal seperti sampah plastik, pecahan kaca, logam, karet yang tertimbun dalam tanah, sisa pertanian, limbah manusia, penambangan hutan, dan lain sebagainya. Hal ini semua berdampak kepada kesehatan tanah seperti sampah plastik yang susah terurai akan mengganggu kesuburan tanah. Sisa pertanian seperti pestisida mampu membunuh organisme -- organisme penting dalam tanah serta limbah manusia yang tidak dapat diolah menghasilkan gas -- gas beracun yang meresap ke dalam tanah dan tanah yang dikonversikan menjadi tanah yang kering dan tandus tidak akan bisa subur atau digunakan kembali.

Selain itu, salah satu penyebab kerusakan tanah yang jarang dibahas adalah kerusakan tanah akibat banjir. Menurut Suripin (2003), banjir adalah suatu kondisi dimana air tidak tertampung dalam saluran pembuangan atau terhambatnya aliran air yang kemudian meluap dan menyebabkan tergenangnya daerah sekitar saluran tersebut. Banjir sering terjadi di Indonesia, terutama di Jakarta. Bisa kami lihat pada daerah Jakarta Utara tenggelam sekitar 150 -- 250millimeter setiap tahunnya dan 40% dari seluruh kota Jakarta sudah dibawah permukaan laut. Heri Andreas mengestimasikan jika warga Jakarta tidak berhenti menggunakan air tanah maka 95% dari seluruh wilayah Jakarta pada tahun 2050 akan berada dibawah permukaan laut .

Banjir, terutama di Jakarta disebabkan karena kurangnya daerah resapan air dan dengan adanya 964 gedung bertingkat dan 244 gedung pencakar langit jumlah hutan dan pepohonan di Jakarta berkurang setiap tahunnya. Dari tahun 2000 sampai 2050, potensi banjir pantai meningkat 110,5 km2 baik karena penurunan permukaan tanah atau kenaikan permukaan laut karena penurunan pohon -- pohon di Jakarta.

Banjir menyebabkan berbagai masalah dari kerusakan gedung, terhambatnya proses kerja, meningkatnya penyebaran penyakit melalui air, bahkan menelan berbagai korban jiwa. Akan tetapi banjir juga menyebabkan berbagai kerusakan pada tanah seperti tanah longsor dan juga lapisan unsur hara yang ada pada tanah terbawa arus. 

Unsur hara terbagi dari unsur hara makro atau unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan mikro yang tidak dibutuhkan sebanyak unsur hara makro. Unsur hara makro dan mikro kemudian terbagi lagi dan terdiri dari Nitrogen (N), Phosfor (P), Kalium (K), Sulfur/belerang (S), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Klor (Cl), Zat besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Boron (B), dan Molybdenum (Mo). Dengan ketiadaan atau kekurangannya salah satu dari unsur hara tersebut tanaman tidak mampu bertumbuh secara maksimal. Dari tanamannya yang kurus, warna daun menjadi kekuningan atau bahkan menjadi lebih gelap, sampai dengan tunas yang lemah.

Banjir mempengaruhi unsur -- unsur yang ada pada tanah. Endapan sedimen dari banjir dapat meningkatkan kadar nitrogen, fosfor, silikon, dan kalium dalam tanah. Unsur -- unsur berikut merupakan bagian dari unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu bertumbuh dengan maksimal dan kekurangan unsur tersebut merupakan hal yang buruk, akan tetapi hal yang sama tetap berlaku jika unsur tersebut ada dalam jumlah yang terlalu banyak. Nitrogen yang berlebih akan membuat pemupukan menjadi tidak efektif dan tidak efisien, produksi biji berkurang, dan menghasilkan tunas yang lemah. 

Fosfor yang berlebih akan mengurangi kemampuan tanaman untuk mengambil mikronutrien yang dibutuhkan. Silikon yang berlebih akan menyebabkan daun tanaman menjadi rapuh, dan kalium yang berlebih akan menyebabkan menguningnya daun -- daun yang pertama kali muncul pada pertumbuhan yang lebih tua di bagian bawah batang, urat pada daun akan memiliki warna merah, daun yang lebih baru akan lebih kecil ukurannya.

Selain itu, banjir juga mempengaruhi ph dari tanah. Tanah yang terpengaruh banjir akan memiliki ph yang relatif tinggi. Dengan ph yang tinggi unsur molybdenum akan tersedia dalam jumlah yang banyak. Ini mungkin tidak akan berdampak banyak pada tanaman, akan tetapi bagi binatang -- binatang yang mengonsumsi tanaman yang memiliki kadar molybdenum terlalu tinggi akan mengalami sesuatu yang bernama molybdenosis. Binatang yang mengonsumsi tanaman -- tanaman tersebut akan memiliki gejala seperti diare, anoreksia, depigmentasi rambut, gangguan neurologis, dan kematian dini.

Melihat frekuensi banjir yang terjadi dan dampak -- dampaknya kepada lingkungan tentunya sudah ada upaya yang dilakukan untuk mengurangi banjir di Indonesia. Salah satunya adalah dengan memastikan saluran dan tali-tali air tidak tersumbat agar aliran air tidak terhambat dan menimbulkan genangan atau banjir pada 2018. 

Selain saluran -- saluran kecil kondisi sungai juga menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta untuk menghindari banjir. Perbaikan tanggul yang jebol dan normalisasi sungai untuk memastikan aliran air sungai tidak terhambat dan menyebabkan banjir. Pemprov DKI Jakarta juga menggunakan 421 unit pompa stasioner tersebar pada 145 lokasi yang berfungsi untuk menghisap air di tempat-tempat yang tergenang dengan kemampuan 0,032-0,3 meter3 per detik. Upaya yang sudah dilakukan 3 tahun terakhir ini berfungsi dengan baik, karena dibandingkan dengan data wilayah dan warga terdampak, secara keseluruhan berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun