Mohon tunggu...
EVELYN DWINATASIA LUMBANGAOL
EVELYN DWINATASIA LUMBANGAOL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Statistika STIS

Mahasiswa Politeknik Statistika STIS Angkatan 61

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Selama Pendemi, Produksi Anggrek Menurun

7 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 7 Oktober 2021   11:08 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumatera Utara (07/10/2021)-Terhitung sudah 18 bulan atau satu setengah tahun Indonesia terserang virus Covid-19. Pendemi Covid-19 menimbulkan banyak dampak, mulai dari kesehatan hingga perekonomian. 

Salah satu dampak pendemi Covid-19 yang sangat terasa adalah memaksa masyarakat untuk melakukan segala aktivitas di rumah, agar mengurangi menyebaran virus tersebut.

Banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas di rumah menyebabkan banyaknya hobi-hobi baru yang terjadi di masyarakat luas, mulai dari tren olahraga hingga tren menanam tanaman hias. Menanam tumbuhan di rumah diyakini bisa membantu mengatasi stres dan bisa menjadi pilihan aktivitas menyehatkan bagi tubuh.

Tren tanaman hias sangat beragam, mulai dari monstera atau janda bolong hingga tanaman lidah mertua.

Tetapi berbeda halnya dengan anggek. Dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), anggrek yang merupakan salah satu tanaman florikutura atau tanaman hias yang mengalami penurunan peminat pada masa pendemi ini. 

Menurut data Pusat Badan Statistik, budidaya tanaman anggrek terbanyak ada di Provinsi Jawa Timur dengan 36% dari jumlah produksi seluruh Indonesia. Dan masih ada beberapa provinsi yang belum terdapat data produksi tanaman anggrek ini.

Penurunan terlihat dari data Badan Pusat Statistik pada 2 tahun terakhir, pada masa pendemi ini produksi anggrek berkurang drastis, seperti pada 2020 produksi tanaman anggrek hanya mencapai 11.683.333 tangkai. 

Padahal pada tahun 2019, mencapai 18.608.657 tangkai. Hal ini memunjukkan hasil produksi menurun hingga 37%. Dan mengalami penurunan hingga 32% dari tahun 2018 ke tahun 2019.

Sumber: Badan Pusat Statistik
Sumber: Badan Pusat Statistik

Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, aktivitas ekspor yang terhenti karena pendemi mengakibatkan kegiatan ekspor tanaman anggrek ke luar negeri terhambat, yang membuat para pelaku usaha tidak memproduksi tanaman anggrek yang banyak. 

Ada juga karena tren tanaman hias yang diburu oleh masyarakat sekarang lebih ke tanaman yang tidak memiliki bunga, seperti tanaman lidah mertua dan kaktus. Ada juga karena harga tanaman hias lainnya lebih menjangkau masyarakat luas dan cara merawat tanaman  tersebut lebih mudah.

Padahal jika dilihat mendalam, peluang usaha budidaya tanaman anggrek sangat menjanjikan. Bisnis ini bisa dimulai dengan modal kecil tapi panennya besar karena kebutuhan ekspor yang banyak.

Dimana tanaman hias anggrek primadona dari seluruh tanaman hias di Indonesia dan penggemarnya tidak akan pernah pudar. Tanaman ini memiliki pangsa pasarnya sendiri, mulai dari pencinta hingga pembudidaya. 

Anggrek ini memiliki performa yang cenderung stabil, dimana memiliki pasar yang tidak naik turun secara drastis. Anggrek juga memiliki jenis yang banyak.

Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak diminati oleh para kolektor sebagai anggrek alam hutan Indonesia.

Seperlima dari total plasma nutfah anggrek dunia berada di Indonesia, termasuk beberapa jenis anggrek lokal yang tergolong langka seperti anggrek hitam Kalimantan dan anggrek Papua.

Semoga pendemi segera berakhir dan kegiatan perekonomian kembali normal, sehingga kegiatan ekspor tanaman anggrek berjalan lancar kembali. Sehingga tanaman anggrek semakin mendunia dan dapat menjadi salah satu ladang pemberi lapangan kerja bagi orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun