Di zaman ketika orang lebih sibuk review skincare daripada tahu dari mana botol skincare itu berasal, mari kita luangkan lima menit saja---iya, lima menit aja, bro-sis---untuk kenalan sama satu kata yang terdengar teknis tapi punya pengaruh besar dalam hidup kita: manufaktur.
Bayangin kamu lagi pegang HP. HP itu nggak jatuh dari langit. Bukan juga sulapan dukun. HP itu lahir dari proses panjang yang melibatkan ratusan tangan (dan mesin), ribuan baut, dan jutaan tetesan keringat. Proses itulah yang disebut manufaktur.
Manufaktur itu Apa, Sih?
Secara singkat, manufaktur adalah kegiatan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang bisa dipakai manusia. Dari besi jadi motor, dari kapas jadi baju, dari plastik jadi Tupperware yang hilangnya misterius setelah arisan. Semua itu terjadi karena proses manufaktur.
Bahasa kerennya, "Manufaktur adalah proses produksi skala besar yang melibatkan mesin, teknologi, dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk." Bahasa simpelnya? "Tempat barang dibuat."
Gampangnya, kalau pertanian menghasilkan padi, manufaktur menghasilkan rice cooker-nya.
Tapi Kenapa Penting Banget?
Karena tanpa manufaktur, kamu bakal ngunyah nasi pakai tangan kosong, tidur di lantai tanpa kasur, dan scrolling TikTok pakai daun.
Manufaktur itu tulang punggung ekonomi. Negara yang manufakturnya kuat biasanya ekonominya juga ngacir. Lihat aja Tiongkok. Mereka bikin semuanya, dari sendal jepit sampai iPhone. Negara kita? Ya... kita masih sibuk debat mana yang lebih dulu: pabrik chip atau pabrik tahu bulat.
Jenis-jenis Manufaktur: Nggak Cuma Pabrik Baja
Ada manufaktur makanan (halo, pabrik mie instan tercinta), manufaktur otomotif (penghasil motor yang dipakai boncengan bertiga), manufaktur tekstil (sumber kaos oblong sejuta umat), sampai manufaktur elektronik (dari setrika sampai earphone wireless).
Intinya, selama barang itu nggak tumbuh di pohon, kemungkinan besar itu hasil manufaktur.
Romantisnya Dunia Manufaktur?
Eits, jangan dikira dunia manufaktur itu cuma soal mesin dan logam. Di balik itu ada drama. Ada tukang las yang jatuh cinta sama operator forklift. Ada lembur-lembur penuh air mata. Ada teknisi yang lebih sayang mesin CNC daripada pacarnya.
Dan yang paling penting: ada semangat kerja keras. Karena tanpa mereka, hidup kita nggak akan semudah klik "checkout" di e-commerce.
Jadi, Lain Kali Kalau Lihat Barang, Coba Pikir...
"...Barang ini lahir dari proses panjang, dari bahan mentah, lewat tangan-tangan pekerja, melewati mesin-mesin berisik, dan akhirnya sampai ke tangan gue. Dan gue? Nggak tahu apa-apa soal manufaktur."
Yah, sekarang sudah tahu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI