Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Menjelang Ramadan dari Montreal

26 Mei 2017   13:05 Diperbarui: 26 Mei 2017   13:15 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini anak sekolah di Indonesia umumnya mulai libur menyambut Ramadan. Di negara-negara muslim bulan Ramadan disambut meriah. Sekolah diliburkan di awal dan akhir bulan untuk memudahkan anak-anak beradaptasi dan beribadah puasa serta merayakan Idul Fitri. Saya masih ingat diberi lembaran berisi kegiatan Ramadan apa saja yang kita lakukan dan harus ditanda-tangani oleh guru dan orang tua. Anak-anak dibuat berlomba-lomba untuk beribadah sebanyak-banyaknya di bulan suci ini.


Di negara-negara non-muslim, Ramadan menjadi tantangan tersendiri. Pertama, orang tua harus menciptakan suasana Ramadan di keluarga masing-masing. Tidak ada libur; aktivitas sekolah dan bekerja berlangsung seperti biasa. Orang tualah yang harus menjelaskan kepada anak-anak tentang keistimewaan ibadah di bulan Ramadan, serta mengapa kita harus berpuasa sementara orang-orang di sekitar kita tidak menjalankan. 

Kedua, saat Ramadan jatuh di musim panas seperti sekarang ini, tantangan fisik untuk menjalankan ibadah puasa sangat berat. Di Montreal misalnya, puasa dimulai jam 3:30 dini hari hingga jam 20:30 sore hari atau selama 18 jam. Anak-anak yang baru belajar puasa umumnya ikut sahur atau makan pagi seperti biasa; berpuasa hingga tengah hari dan berbuka untuk makan siang; kemudian melanjutkan berpuasa hingga saat Magrib tiba. Anak-anak yang lebih besar terlatih untuk bisa menahan haus dan lapar selama 18 jam. 

Tantangan ketiga adalah mendapatkan pengertian dan support dari sekolah. Kekhawatiran pihak sekolah adalah anak akan mengalami dehidrasi dan tidak bisa mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan penjelasan kepada guru tentang ibadah puasa itu sendiri serta meyakinkan bahwa kita mengantisipasi agar anak-anak tidak mengalami dehidrasi. Umumnya orang tua tetap membawakan bekal makanan dan minuman agar sewaktu-waktu mereka bisa makan dan minum. 

Tantangan keempat yang sering dialami oleh anak-anak yang agak besar adalah ledekan dari teman-teman di sekolah. Mereka yang sudah berpuasa penuh akan terlihat jelas tidak makan dan minum saat waktu istirahat. Tidak jarang teman-teman sekelasnya akan menggoda sengaja makan dan minum di depan mereka, atau mempertanyakan mengapa mereka harus berpuasa, yang bisa merembet ke masalah keyakinan. Nah, di sini orang tua harus senantiasa membesarkan hati si anak agar tetap tegar dan tentunya membekali ilmu tentang keislaman. 

Selamat menunaikan ibadah Ramadan. Semoga kita diberikan  kemudahan dan mendapatkan ridho Allah SWT aamiin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun