Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Transformasi Kesehatan Digital Indonesia

12 September 2022   04:43 Diperbarui: 12 September 2022   06:51 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transformasi Kesehatan Digital telah menjadi salah satu tema besar untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia Kantor Transformasi Digital Kementerian Kesehatan telah meluncurkan kebijakan SATU SEHAT, yang merancang satu platform data kesehatan untuk Indonesia. Kesehatan digital di Indonesia sedang berkembang dalam banyak hal. Workshop Virtual Transformasi Kesehatan Digital (Digital Health Transformation) belum lama ini diadakan sebagai bagian dari Forum Cendekia Kelas Dunia (FCKD) yang diselenggarakan oleh Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).
 
Workshop dimulai oleh dr. Gregorius Bimantoro, ketua Asosiasi Healthtech Indonesia [AHI] Healthtech.id) yang menekankan pentingnya transformasi kesehatan digital dalam precision medicine di Indonesia. Biomedical Genome Based Science-Initiative (BGS-I) dapat membawa Indonesia ke era precision medicine . BGS-I diharapkan dapat meningkatkan kemapuan diagnostik dan pengobatan penyakit, di antaranya tuberkulosis, diabetes, kanker payudara dan kolorektal, serta stroke. AHI berkolaborasi dan memediasi lebih dari 80 perusahaan dan pemegang kebijakan, termasuk pemerintah, untuk memfasilitasi dan membangun ekosistem kesehatan digital.

dr. Eva Suarthana, MSc, PhD, koordinator Klaster Kedokteran, Kesehatan dan Teknologi Biomedis I-4 menjelaskan bagaimana I-4 dapat memediasi kolaborasi penelitian dan pengajaran di bidang kesehatan digital antara diaspora Indonesia dengan mitra akademik dan industri di Indonesia. 

Mereka telah melakukan kuliah umum dan lokakarya virtual untuk mahasiswa dan staf di seluruh Indonesia. Dua orang anggota I-4, Markus Santoso, PhD dan Cortino Sukotjo , DDS, PhD, MMSc telah mengembangkan program virtual reality (VR) imersif untuk operasi implan gigi sebagai solusi alternatif untuk keterampilan praklinis selama pandemi. Dr. Santoso, Asisten Profesor di Digital Worlds Institute, Universitas Florida, mempresentasikan bagaimana VR dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan. Dr. Sukotjo adalah seorang Profesor di University of Illinois di Chicago, College of Dentistry, USA dan anggota American Dental Education Association. Gambar 1 adalah ilustrasi Virtual Reality (VR) untuk operasi implan gigi yang mereka kembangkan bersama (Referens).
 
Sebagai staf Health Technology Assessment Unit, McGill University Health Center di Kanada, Dr. Suarthana juga menjelaskan keunggulan dan tantangan transformasi kesehatan digital rumah sakit di AS dan Kanada. Humber River Hospital di Toronto, Kanada, adalah rumah sakit digital pertama di Amerika Utara. Semua data meliputi sistem klinis, bisnis, dan fasilitas tersedia secara elektronik yang memungkinkan informasi real-time antara pemberi pelayanan Kesehatan dan staf pendukung mereka. Command center mereka menggunakan perangkat lunak analitik prediksi (misalnya, kecerdasan buatan /artificial intelligence) untuk memprediksi discharge dari rumah sakit; memungkinkan mereka untuk memantau dan mempercepat pelayanan perawatan untuk pasien yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih aman.

Prof.Dr.Purnawan  Junadi dr.MPH , PhD , Ketua Perhimpunan Telemedisin Indonesia (ATENSI) menjelaskan bahwa Cina telah memimpin adopsi telemedicine di Asia Pasifik. Kebutuhan telemedisin  meningkat pesat di seluruh dunia sejak pandemi. Adopsi di Indonesia akan terus berkembang, dengan potensi akselerasi dan menjadi adopter. Saat ini, uji coba implementasi telemedisin dengan cakupan BPJS sedang berlangsung. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan (misalnya, setiap tahun ada sekitar 12.000 lulusan dokter baru di seluruh Indonesia). Namun, regulasi yang komprehensif diperlukan untuk menjamin efisiensi dan keamanan praktik telemedisin.

dr. Agus Ujianto , SpB,M .Si.Med, ketua dari Ikatan Dokter Digital Terpadu Indonesia (PREDIGTI) menyoroti peran dokter di era digitalisasi. Banyak aplikasi medis (software) menyimpan data pasien termasuk hasil pemeriksaan dan jenis pelayanan medis yang dilakukan. Data medis yang disimpan secara online rentan dan membutuhkan sistem informasi yang kuat untuk menjaga kerahasiaannya. dr. Ujianto menjelaskan bahwa salah satu misi PREDIGTI adalah meningkatkan kesadaran akan potensi penempatan data rahasia kedokteran pada teknologi informasi.

dr. Niko Azhari Hidayat , SpBTKV,SubspVE (K) , Chief Executive Officer Medical Tourism Indonesia dari Kementrian Kesehatan menjelaskan bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan pariwisata medis di Indonesia. Medical Tourism adalah platform yang menghubungkan ekosistem pariwisata dan industri medis di Indonesia. Platform ini menawarkan informasi terkini dan dapat diandalkan mengenai jaringan rumah sakit, klinik, laboratorium, akomodasi, dan tujuan yang menawarkan layanan medis dan kesehatan. Mereka memfasilitasi dan mempromosikan Industri Pariwisata Kesehatan (Medical Tourism Industry) di Indonesia agar dikenal di dalam dan luar negeri.

Dr. Sastia Prama Putri , ketua I-4, menjelaskan bahwa program FCKD telah diselenggarakan sejak tahun 2017 yang mempertemukan Ilmuwan Diaspora Indonesia dari berbagai negara dengan ilmuwan dari universitas dan lembaga penelitian dalam negeri. Forum ilmiah ini telah berhasil memberikan kesempatan bagi akademisi Indonesia di dalam dan luar negeri untuk berbagi informasi dan wawasan ilmiah serta membangun kerjasama yang positif antar individu maupun antar instansi terkait. Pada tahun 2020 -- 2022, SCKD dilaksanakan secara virtual dan telah berjalan dengan sukses meskipun terkendala oleh pandemi Covid-19. Pada Agustus 2022, tercatat 2353 anggota I-4, 1035 di antaranya diaspora Indonesia yang berdomisili di luar negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun