Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Rewards and Punishment" untuk Anak Sekolah di Kanada

4 Februari 2018   13:43 Diperbarui: 5 Februari 2018   09:02 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak saya saat ini kelas dua sekolah dasar di Montreal, Canada. Ada  yang menarik dengan sistem rewards and punishment oleh gurunya di  sekolah. Secara formal, murid dinilai beradasarkan hasil ujian formatif  dan sumatif. 

Setiap kuartal murid akan mendapatkan raport berisi angka  pencapaian individu dibandingkan nilai rerata kelas, tetapi tidak ada  sistem peringkat. Murid dengan nilai tetinggi di setiap mata pelajaran  akan mendapatkan sertifikat dan namanya akan dipampang di papan  pengumuman sekolah. Sistem ini memberikan reward bagi si anak yang  berprestasi baik, tanpa menimbulkan rasa malu pada anak yang kurang  berprestasi.

Secara informal, sekolah juga menerapkan sistem Class  Dojo untuk mengasah kemampuan sosial dan emosi (social and emotional  learning). Tujuannya agar murid memiliki kemampuan berpikir untuk  berkembang (growth mindset), ketekunan dan semangat pantang menyerah  (perserverance), empathy, menghargai kebaikan orang lain (gratitude),  dan memikirkan dampak dari setiap tindakan (mindfulness).

 Untuk  memotivasi murid, setiap orang mendapatkan poin untuk setiap kebaikan  yang dilakukan setiap hari, misalnya selalu mengerjakan PR, berpartipai  aktif dan menyimak dengan baik dalam kelas, membantu teman yang dalam  kesulitan, dll. Untuk setiap 50 poin yang terkumpul, murid berhak  mendapatkan hadiah-hadiah sederhana (buku gambar, dll). 

Murid yang  memiliki 150 poin akan mendapatkan bonus berupa undangan untuk makan  bersama wali kelasnya di restaurant.  Sistem ini memberikan reward bagi  si anak yang aktif dan berperilaku baik dengan cara terukur dan adil.  

Menariknya lagi, anak-anak yang berprestasi baik duduknya disandingkan  dengan anak-anak yang kemampuannya kurang untuk membantu mereka dalam  keseharian. Hal ini juga menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak  sejak dini. 

Sementara anak saya yang masih berada di playgroup  juga mendapatkan laporan setiap enam bulan sekali. Menariknya, kategori  penilaian yang diberikan adalah sangat baik, baik dan cukup. Sementara  di Indonesia umumnya digunakan kategori baik, cukup, dan kurang.  

Secara  psikologis, saya membayangkan jika anak saya mendapatkan penilaian  "kurang" sebagai orang tua pastinya saya akan merasa malu. Dampaknya,  mungkin saya akan marah atau kesal terhadap si anak  karena tidak bisa  mendapatkan nilai yang cukup. Baik orang tua dan anak menjadi stres. 

Seorang  guru playgroup juga pernah bercerita tentang cara menangani anak-anak  yang tergolong bandel dan sering mengganggu teman-temannya. Anak-anak  ini tidak dihukum, misalnya dengan berdiri di pojok ruangan, karena akan  menjatuhkan mental mereka. Setelah memberikan teguran, si guru akan  mengajak anak-anak ini untuk beraktivitas, misalnya lari bersama  mengelilingi ruangan sehingga energi si anak tersalurkan dengan baik . 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun