Mohon tunggu...
Eva Rahayu
Eva Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - WIZ.AI

I'm a results driven individual who finds creative and efficient ways to achieve marketing objectives & sales target by deep diving into data. I've a penchant for technology and customer lifecycle, crafting a compelling narrative and amplifying value propositions in the products that I market.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fintech: Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Industri Peer-to-Peer Lending

2 November 2021   14:53 Diperbarui: 2 November 2021   15:32 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peer-to-peer lending atau biasa juga dikenal dengan p2p, pinjaman online, atau pinjol sedang marak negara-negara Asia Tenggara. Kawasan yang disebut ASEAN ini merupakan rumah bagi lebih dari 650 juta jiwa yang sebagian besar tidak memiliki akses perbankan maupun layanan finansial, yang membuat pinjol menjadi alternatif finansial terutama di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Filipina. 

Mengingat hal ini, dapat dipastikan pertumbuhan industri p2p lending akan lebih besar lagi dalam waktu dekat. Tapi, pertumbuhan besar industri p2p lending juga berarti lebih banyak hambatan dan tantangan yang harus dilewati oleh perusahaan pinjol seperti peraturan pemerintah, peningkatan biaya operasional, peningkatan kebutuhan layanan pelanggan, hingga masalah kecil seperti lead generation atau aktifitas penawaran produk yang terdengar mudah tapi membutuhkan sumber daya perusahaan seperti waktu, biaya, dan usaha dalam jumlah besar. 

Memahami hambatan dan tantangan yang akan dihadapi hanya merupakan langkah awal bagi perusahaan pinjol untuk mempersiapkan diri menghadapi pertumbuhan industri lending  lending di masa depan. Selain itu, perusahaan pinjol juga harus mempersiapkan solusi bagi masalah-masalah yang akan datang. 

Salah satu solusi yang bisa dimanfaatkan perusahaan pinjol adalah integrasi teknologi Kecerdasan Buatan atau AI (Artificial Intelligence) pada berbagai aspek bisnis. Berikut beberapa cara AI dapat digunakan perusahaan pinjol untuk menghadapi pertumbuhan pesat industri p2p lending:

  1. Manajemen Big Data

Big Data telah merevolusioner pertambahan nilai untuk berbagai industri termasuk p2p lending. Dengan banyaknya data yang dihasilkan, perusahaan yang tidak memiliki akses ke sistem AI untuk memproses data akan kewalahan menghadapi pesatnya pertumbuhan pasar dan industri. 

Dengan menggunakan AI untuk memproses data, perusahaan dapat dengan mudah mengumpulkan dan menganalisa informasi pelanggan seperti kebiasaan pelanggan, hal yang disukai dan tidak disukai, aktivitas pelanggan, hingga preferensi pelanggan. 

Informasi pelanggan merupakan instrumen yang sangat berguna untuk membantu perusahaan p2p meningkatkan aspek bisnis seperti; penjaminan emisi yang lebih akurat, penilaian calon penerima pinjaman untuk memberikan kredit yang lebih akurat dan wajar, serta pengambilan keputusan lebih cepat dan akurat yang berdasarkan data. 

Selain itu, dengan teknologi machine learning, sistem AI akan terus berkembang dan menjadi lebih baik dengan berjalanya waktu, yang artinya sistem ini akan terus mampu mengimbangi pertumbuhan pesat industri p2p lending. 

  1. Otomasi Bisnis

Salah satu kesulitan terbesar dalam bisnis adalah sumber daya dan usaha yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang bersifat repetitif dan monoton. Bagi perusahaan pinjol, hal ini menjadi semakin buruk karena perusahaan pinjol memiliki banyak sekali prosedur dan proses verifikasi. 

Untungnya, otomasi sistem berbasis AI mampu dengan mudah melakukan pekerjaan-pekerjaan repetitif, yang dilakukan secara efisien dan efektif. Lebih dari itu, hasil pekerjaan sistem AI akan selalu memiliki output terbaik karena mampu beroperasi dengan best practice secara konsisten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun