Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Merajut Damai, Hilangkan Permusuhan Antar-sesama

25 Mei 2019   23:32 Diperbarui: 25 Mei 2019   23:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompasiana.com

21-22 Mei 2019 merupakan bukti bahwa masyarakat kita masih mudah terprovokasi pesan-pesan kebencian di media sosial. Peringatan demi peringatan apara kepolisian tidak dihiraukan. Elit politik terus menggelorakan people power, sementara pihak ketiga bersiap mendompleng untuk membuat kerusuhan. Dan akhirnya, apa yang dikhatirkan benar terbukti, meski bisa diredam oleh aparat keamanan. Aksi damai disusupi oleh pihak tak bertanggung jawab. Ironisnya, dalam kondisi yang seperti ini, masih saja ada pihak-pihak yang berusaha menebar provokasi, ujaran kebencian dan hoaks.

Kini, aksi protes menentang hasil pilpres telah mereda. Tidak lagi ada rusuh setelah aksi di kantor Bawaslu. Pasangan calon nomor 1 dan 2 sama-sama meminta para pendukungnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Mari kita lupakan yang telah terjadi. Mari kita jadikan semuanya ini sebagai pembelajaran bersama. Jangan sampai karena kepentingan politik, kita bisa saling bertikai satu dengan yang lainnya. Kepentingan politik semestinya bisa merangkul segala kepentingan, bukan justru membuat para pihak saling menebar kebencian.

Ingat, mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim. Dalam Islam sendiri tidak pernah mengajarkan untuk menebar kebencian ataupun kekerasan. Juga tidak pernah diajarkan untuk melakukan persekusi. 

Namun yang terjadi selama ini, mereka seringkali menebar kebencian dengan disusupi sentimen agama. Bagi orang yang tidak membekali diri dengan literasi, mudah percaya tanpa melakukan cek ricek lagi, akan banyak yang menjadi korban provokasi. Yuk kita hentikan semua ini. Tidak perlu saling menghasut, saling membohongi ataupun saling menebar kebencian.

Dengan berbagai pertimbangan, mari kita rajut kebersamaan demi terciptanya perdamaian. Ramadan telah mengajarkan tentang pentingnya menjaga kebersamaan. Di bulan suci ini, segala aktifitas ibadah banyak dilakukan secara bersama di tempat ibadah. Tidak hanya sholat yang dilakukan bersama, aktifitas berbuka dan sahur pun seringkali dilakukan bersama-sama. Ketika menjelang lebaran, mayoritas umat muslim juga melakukan mudik ke kampong halaman secara bersama-sama. Ketika bermaafan di hari raya Idul Fitri juga dilakukan secara bersama. Kebersamaan dalam Islam telah merekatkan tali silaturahmi. Jika kita semua bisa melakukan itu, semestinya dalam kehidupan sehari-hari kita juga bisa melakukan.

Mari kita bersama memerangi hoaks dan kebencian. Media sosial yang selama ini seringkali dijadikan media penyebaran hoaks, harus kita bersihkan dengan ujaran yang mengandung kedamaian, yang mendidik, yang bisa merangkul keberagaman. Untuk bisa mewujudkan perdamaian, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Tidak bisa pula dilakukan kelompok tertentu saja. 

Harus dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama. Mulai dari anak hingga dewasa, dari masyarakat biasa hingga petinggi negara. Semuanya harus bergandengan tangan untuk menciptakan perdamaian, dan menjaga kerukunan antar umat beragama. Ingat, Tuhan menciptakan kita bukan untuk saling memusuhi. Tuhan menciptakan kita untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun