Mohon tunggu...
Evanola Triarga Sakti
Evanola Triarga Sakti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Prodi Administrasi Publik, Universitas Brawijaya.

Mencoba menulis dan berbagi informasi untuk kalian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Lebih Jauh Islam yang Rahmatan Lil'alamin

27 November 2021   11:01 Diperbarui: 27 November 2021   11:17 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sejarah perkembangan agama Islam, Islam bisa hadir di tengah - tengah kehidupan umat manusia adalah hasil dari buah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan dan mengajarkan ajaran agama yang Rahmatan Lil'alamin yaitu agama Islam di muka bumi ini. Islam yang Rahmatan Lil'alamin memiliki beragam makna. Definisi atau makna untuk kata "Rahmatan Lil'alamin" memiliki lingkup yang sangat luas sehingga pandangan atau pendapat para tokoh ulama mengenai makna dari Islam yang Rahmatan Lil'alamin berbeda - beda. Oleh karena itu, saya akan menyampaikan beberapa pandangan para tokoh ulama terkenal mengenai definisi atau makna dari Islam yang Rahmatan Lil'alamin.

Definisi atau Makna Islam yang Rahmatan Lil'alamin Menurut Para Tokoh Ulama

1. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Gus Dur menjelaskan makna mengenai Islam Rahmatan Lil'alamin dengan mengutip dari beberapa kitab tafsir. Menurut beliau, makna rahmatan artinya bukan karunia, tetapi silaturrahim (persaudaraan). Makna 'alamin menurut beliau berarti basyar, manusia. Jadi, isinya bukan hanya alam saja, tetapi manusia juga. Apabila kedua arti digabungkan, makna kata rahmatan lil'alamin berarti persaudaraan di antara semua manusia.

2. KH. M. Luqman Hakim

Secara satu per satu, beliau menjelaskan makna Islam Rahmatan Lil'alamin sebagai berikut. Pada awalnya, Allah SWT menyebutkan rahmatan lil ‘alamin adalah karakter risalah yang maujud dalam kepribadian Nabi Muhammad SAW. sebagai sosok yang mempresentasikan rahmat Allah SWT. Beliau berkata bahwa rahmat berarti kasih sayang yang menyelamatkan dunia-akhirat. Kemudian, Rasulullah SAW sendiri memiliki karakter raufur rahim (penuh kasih sayang dan sayang sejati).  Oleh karena itu, wujud rahmat yang ada dalam kepribadiannya bukan hanya sekedar nilai-nilainya. Seluruh ajarannya adalah rahmat. Bila misi Rasulullah SAW adalah rahmat, maka tentu jejak rahmat adalah pijakan umatnya. 

3. Gus Muwafiq

Gus Muwafiq dalam bukunya yang berjudul Islam Rahmatan Lil 'Alamin : Berasal Dari Arab Tapi Islam Bukan Arab lebih menjelaskan tentang letak substansial geografis wilayah dakwah Nabi dalam menyebarkan Islam. Menurut Gus Muwafiq, Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi akhir zaman yang jangkauannya bukan lagi negara dan bangsa, tapi rahmatan lil alamin. Pada intinya Gus Muwafiq menyampaikan bahwa spirit Islam yang rahmatan lil ‘alamin ini tidak hanya menjangkau kalangan umat muslim, tetapi juga membangun pemahaman bahwa setiap peradaban yang dibangun manusia pasti saling terkait sehingga masyarakat tidak harus bersikap antipati atau menolak terhadap suatu perbedaan.

Pendapat tiap ahli ulama tentang Islam Rahmatan Lil'alamin pasti berbeda - beda karena makna Islam Rahmatan Lil'alamin sangat luas dan tidak terbatas. Kita sebagai umat muslim dalam menyikapi perbedaan pendapat ini harus bijak dan tidak terlalu menyudutkan salah satu pendapat. Pada dasarnya, setiap perbedaan pendapat akan berdampak baik juga untuk diri kita. Mengapa bisa berdampak baik untuk kita ? Karena dengan adanya perbedaan pendapat kita bisa mendapatkan wawasan baru mengenai topik yang dibahas. Khazanah ilmu kita akan bertambah banyak ketika kita mendapatkan pandangan atau pendapat baru di mana kita bisa berpikir logis dan menerima setiap pandangan baru dengan lapang dada.

Selama berabad - abad, Islam bisa bertahan dan tidak tersisihkan dari perkembangan zaman. Dalam membangun agama Islam dibutuhkan fondasi yang kuat. Merujuk beberapa hadist, Nabi menyebutkan bahwa Islam ibarat seperti bangunan ketika beliau menjelaskan bahwa "Islam" dibangun di atas 5 hal populer atau yang lebih dikenal dengan 5 rukum agama Islam. Namun, beberapa hadist menyebutkan bahwa 5 rukun tersebut tidak diartikan sebagai dasar fondasi bangunan, tetapi diartikan sebagai "Islam" yang menjadi bagian dari Islam. Saya menyimpulkan bahwa 5 rukun agama Islam bukan disebut sebagai dasar fondasi bangunan, melainkan disebut sebagai bangunan yang merupakan bagian dari Islam. Fondasi dalam Islam harus ashlun tsabitun fil ardl yang artinya kuat, kokoh, dan tertanam dalam di bumi. Jika diibaratkan akar pohon yang yang mampu membuat pohon tegak berdiri selama bertahun - tahun, agama Islam pun sama. Merujuk pada pernyataan Nabi yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Islam juga dibangun dari fondasi yang biasa disebut sebagai 5 rukun agama Islam. 5 rukun ini adalah fondasi yang membangun agama Islam, Islam yang Rahmatan Lil'alamin. 5 rukun Islam ini dilakukan oleh kita sebagai umat muslim di mana 5 rukun Islam ini adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. 5 rukun Islam ini adalah 2 kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Umat muslim wajib melaksanakan 5 rukun Islam ini, kecuali haji bisa dilaksanakan jika umat muslim itu mampu melaksanakan haji secara fisik dan finansial. Apabila kita bisa melaksanakan 5 rukun Islam dengan baik, berarti kita berkonstribusi dalam membangun agama Islam yang Rahmatan Lil'alamin.

Cerita Perjuangan Nabi dalam Menyebarkan Agama Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun