Mohon tunggu...
Thewowers
Thewowers Mohon Tunggu... Pelajar

Life is a choice

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bagaimana sejarah kita sebagai manusia? (Menurut 2 perspektif berbeda)

16 Mei 2025   15:43 Diperbarui: 18 Mei 2025   09:34 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asal usul manusia, merupakan topik yang sangat menarik untuk diusut maupun diperdebatkan. Banyak sekali pendapat-pendapat atau perspektif dari sudut pandang ilmiah hingga agama. Dan saya memutuskan untuk mengambil topik ini dikarenakan topik ini cukup kompleks dan banyak teori yang sudah ada sejak dahulu. Ya, sejak dahulu, Mengapa? Karena perdebatan tentang asal usul manusia ini sendiri merupakan topik yang paling mendasar dalam sejarah pemikiran manusia yang sudah berabad-abad manusia telah berusaha menjawab pertanyaan ini.

"Sebenarnya, dari mana sih kita manusia berasal? Apakah kita hasil dari evolusi seperti yang dikemukaan oleh ilmuwan? Atau sebenarnya kita diciptakan oleh kekuatan spiritual yang lebih tinggi?"

Itulah yang sering diperdebatkan dari berabad-abad yang lalu.

Nah sebelum kita berdebat, saya akan menjelaskan terlebih dahulu antara pendapat dari sains dan juga pendapat dari perspektif agama.

Teori yang pertama saya mengambil dari teori para ilmuan yaitu manusia merupakan suatu evolusi dari salah satu hewan. Teori evolusi manusia mengatakan proses panjang perubahan manusia berasal dari nenek moyang mirip kera. Bukti ilmiah ini didasarkan pada ciri-ciri fisik dan perilaku yang dimiliki oleh nenek moyang mirip kera. Mengutip laman Smithsonian National Museum of Natural History, Amerika Serikat, salah satu ciri manusia paling awal yang terlihat adalah kemampuan berjalan dengan dua kaki. Teori ini berkembang lebih dari 4 juta tahun yang lalu.

Kemudian karakteristik lainnya adalah otak yang besar dan kompleks, kemampuan untuk membuat dan menggunakan alat, dan kemampuan bahasa.
Baru pada 100.000 tahun terakhir. Kemiripan dengan nenek moyang mirip kera ini bukan menunjukkan asal muasal pasti manusia. Ilmuwan hanya menunjukkan serangkaian fosil yang ditemukan dan dicocokkan dengan kehidupan yang sudah ada pada masa itu.

Nah, yang selanjutnya ada perspektif dalam agama atau kepercayaan, karena ada 6 agama di Indonesia akan terlalu kompleks jika saya jabarkan semua, jadi disini saya akan mengambil dalam perspektif agama Islam.

Dalam agama Islam, manusia pertama di dunia adalah Nabi Adam (Adam as). Nabi Adam diciptakan oleh Allah SWT dari tanah dan kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya, menjadikannya manusia pertama yang bernyawa di bumi. Lebih lanjut, Nabi Adam juga diangkat menjadi nabi pertama dalam agama Islam. Beliau memiliki peran penting sebagai bapak umat manusia dan pemimpin pertama di bumi. Allah SWT juga menunjuk Nabi Adam dan keturunannya sebagai khalifah di bumi, dengan tugas untuk memelihara dan mengelola bumi. Kisah Nabi Adam ini juga terdapat dalam Al-Qur'an, yang menjelaskan proses penciptaan manusia pertama dari tanah hingga memiliki ruh dan menjadi manusia yang lengkap. Hal ini diperkuat karena sinkronnya dengan penelitian dengan adanya kesamaan unsur-unsur yang terdapat ditanah juga terdapat pada manusia.

Sebenarnya, walaupun saya suka dengan topik ini karena berasal dari berbagai perspektif, saya pribadi memandang bahwa sudut pandang sains dan agama tidak harus saling berselisih, melainkan melengkapi. Secara tidak langsung, sains menjelaskan bagaimana manusia bisa ada dalam bentuk fisik kita yang sekarang, sementara agama menjawab pertanyaan apa sebenarnya tujuan kita hidup. Yang tidak banyak diketahui, sebenarnya banyak ilmuan juga memilik keyakinan spiritual tanpa merasa harus bertentangan dengan suatu iman.

Kesimpulannya, asal usul manusia adalah topik yang kompleks yang diciptakan oleh manusia sendiri dan terhubung dengan banyak aspek kehidupan. Berseteru pada salah satu sudut pandang justru akan membatasi pemahaman dan pengetahuan kita. Oleh karena itu, tanpa adanya perdebatan justru kita bisa menggabungkan pengetahuan ilmiah dan juga kepercayaan spiritual, yang ini merupakan cara terbaik sekaligus sempurna untuk memahami kita siapa, dari mana kita berasal, dan apa tujuan kita hidup di dunia ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun