Mohon tunggu...
eva nika
eva nika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin walisongo semarang

seorang pengelana yang sedang berjuang menggapai mimpi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rasa Khawatir yang Berlebihan terhadap Masa Depanmu adalah Sikap Berburuk Sangka kepada Allah Ta'ala

3 Desember 2022   18:47 Diperbarui: 3 Desember 2022   19:15 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua apa yang terjadi hakekatnya sudah menjadi takdir dan sudah  tertulis di lauhil mahfudz sebelum kita terlahir didunia. Sejatinya didunia ini tidak ada yang kebetulan sekalipun itu mengenai perasaan sedih ataupun bahagia kita setiap harinya. Pada istilah umum biasanya kita sebut dengan rasa cemas atau kecemasan seperti berpikiran yang tidak perlu, berpikiran yang berlebihan, dan berpikir terlalu banyak.

Perasaan mencintai seseorang atau makhluk Allah SWT yang lain  secara berlebihan secara tidak sadar kita telah menomor duakan Allah SWT.  Saat ini dunia semakin modern bahkan kita bebas untuk berekspresi, namun jangan sampai sebagai umat muslim kita melupakan bahwa sejatinya dunia ini adalah sementara karena tujuan akhir atau batas akhir kita adalah kematian yang itu pasti akan terjadi disetiap makhluk Allah SWT.

Segala sesuatu yang kita lakukan didunia ini pasti akan di hisab dan dipertanggung jawabkan kelak diakhirat. Kita diperbolehkan untuk berhati-hati, namun seperlunya saja. Dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 31 yang inti dari artinya adalah berpakaian, makan, dan minumlah namun jangan berlebihan.

Cemas dan rasa malu memiliki perbedaan dalam konteks kedokteran disebut dengan axiety. Menurut penelitian kurang dari 25 persen orang pemalu pasti memiliki rasa kecemasan sosial.  Rasa malu muncul saat situasi tertentu, sedangkan kecemasan ada disetiap diri seseorang Rasa malu bukan merupakan hal negatif namun saat sudah mencapai kecemasan atau mengkhawatirkan sesuatu tidak diperbolehkan.  

Rasa cemas atau mengkhawatirkan sesuatu secara berlebihan lebih parah dibandingkan pemalu atau introvert. Rasa khawatir tersebut menimbulkan ketidaknyamanan  diri dalam situasi sosial yang akan muncul dimanapun dan kapanpun. 

Namun, tingkat rasa khawatir setiap orang pasti berbeda-beda meskipun dihadapkan dengan kondisi yang sama. Perasaan khawatir ini dapat mengarah pada hasil yang akan terjadi esok hari, karena setiap manusia pasti mempunyai mimpi dan harapan kedepannya. Apabila dibiarkan terus menerus kekhawatiran tersebut akan menjadi ketakutan yang akan menghantui setiap diri sesorang. Perasaan tersebut akan muncul apabila menurut dirinya akan merugikan dan mengancam diri sendiri maupun orang terdekatnya.

Menurut M. Quraishihab sudah jelas bahwa didalam Al=Qur'an memberikan perintah untuk tetap bertawakal, bukannya untuk tidak berusaha bukan mengabaikan hukum sebab-akibat. Al-Qur'an menginginkan manusia dan makhluk lain hidup dalam realita, realita yang menunjukkan bahwa tanpa usaha tidak mungkin tercapai harapan, dan tidak ada gunanya berlarut didalam kesedihan. Seseorang seharusnya harus hidup berpasrah diri kepada Allah SWT bahwa segala sesuatu yang terjadi dimasa depan adalah mutlak kehendak Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun