Mohon tunggu...
Eunike Lois Stefania
Eunike Lois Stefania Mohon Tunggu... Lainnya - Stefania

love yourself

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Batik Giriloyo Menghasilkan Batik yang Memiliki Filosofi

21 Mei 2022   03:03 Diperbarui: 21 Mei 2022   03:09 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Batik Giriloyo merupakan salah satu sentra batikyang terletak di Gazebo Wisata Giriloyo, Karang Kulon, Wukirsari, Kec. Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu sentra batik. Kampung Batik Giriloyo menyajikan berbagai macam jenis batik, mulai dari motif batik yang klasik peninggalan kerajaan Mataram hingga motif batik yang sudah mengikuti sentuhan-sentuhan yang baru.Kampung Batik Giriloyo memiliki hal yang unik dari yang lain, karena batik-batik yang dijual memiliki filosofi yang sangat mulia. 

Misalnya Sidoasih supaya selalu tertanam rasa belas kasih, Sidomukti supaya bisa mencapai kehidupan yang mulia, Wahyu Tumurun memiliki arti supaya yang memakai batik selalu mendapatkan petunjuk dari Tuhan, dan ada Teruntum supaya selalu bisa menuntun dalam rumah tangga.

Khibtiyah, merupakan salah satu pengrajin batik di Kampung Batik Giriloyo, selain sebagai pengrajin batik, beliau juga ditugaskan sebagai pemandu wisata dan koordinator bidang layanan kerjasama dan sosial. Khibtiyah menuturkan bahwa batik Giriloyo ini sudah dikenal dari ratusan tahun yang lalu, dimana para pengrajin batik sudah menekuni dari awal abad XVII.

Pengrajin yang ada di Kampung Batik Giriloyo berjumlah sekitar 600 orang, yang mana hampir semua pengrajin tersebut adalah ibu rumah tangga yang berusia 25 tahun sampai 75 tahun.

Menjadi pengrajin batik merupakan pilihan utama bagi para ibu rumah tangga, karena membatik bisa mereka lakukan di rumah, tidak perlu jauh-jauh keluar, dan tetap bisa menjaga anak kecil.

Dengan banyaknya jumlah pembatik tentunya akan ada persaingan, namun dengan adanya Paguyuban ini hal tersebut tidak terjadi lagi karena mereka bisa berjualan bersama di galeri, tidak hanya itu mereka juga akan mendapatkan penghasilan dari pemandu wisata.

Pengrajin yang merupakan ibu-ibu dan sumber daya manusia yang tidak memadai, merupakan permasalahan yang cukup besar yang terjadi di Kampung Batik Giriloyo. Hal tersebut mengakibatkan penjualan batik mereka hanya bisa membeli langsung di galeri dan tidak bisa berjualan di online. Dengan adanya permasalahan tersebut, penghasilan yang mereka dapatkan hanya berpacu pada orang yang datang ke Kampung Batik tersebut.

Pihak Kampung Batik Giriloyo berharap akan ada banyak mahasiswa-mahasiswa dari berbagai macam universitas yang ada di Jogja mau bekerjasama, untuk membantu dalam bidang pemasaran penjualan batik.

Perindustrian Perdagangan membantu Kampung Batik Giriloyo dalam membangun galeri tahun 2015. Keberadaan galeri tersebut sangat membantu Kampung Batik Giriloyo, karena para anggota paguyuban bisa berjualan batik bersama dan meningkatkan hasil penjualan batik, yang pada saat itu berhasil mendapatkan 1 M sebelum pandemi.

Khibtiyah mengatakan bahwa Kampung Batik Giriloyo sangat merasa terbantu oleh Pemerintah, tempat-tempatnya menjadi lebih cantik, dibuatnya lahan parkir yang luas, dan yang paling istimewa bagi masyarakat disana adalah akan dibangunnya museum batik. Museum batik tersebut merupakan Museum satu-satunya yang ada di Jogja.

Selain berjualan batik, Kampung Batik Giriloyo ini menyediakan wisata belajar membatik, paket terkecil belajar membatik adalah Rp 250.000 dengan minimal 5 orang, tetapi jika kurang dari 5 orang tetap bisa namun harganya sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun