Mohon tunggu...
E.T Hani Wally
E.T Hani Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Travelling yogini

http://www.traveleatyoga.com/ IG: traveleat_yoga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunkanjima, Pulau Hantu di Jepang yang Pernah Berjaya

21 Maret 2018   19:17 Diperbarui: 24 Maret 2018   12:25 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunkajima dari atas, mirip kapal. Sumber ilustrasi: getty images

Jepang tercatat di urutan keempat dari lima negara pengonsumsi batubara terbesar di dunia (2010) setelah India, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Afrika Selatan berada di posisi kelima (sumber: Director Coal Division Natural Resources and Fuel Department Agency for Natural Resources and Energy).

Uniknya, walau menduduki peringkat lima besar sebagai negara konsumen batubara, Jepang lebih mendunia dengan sumber energi baru terbarukan. Jika Kompasianer berkunjung ke Jepang, kalian akan melihat solar panel di area yang maha luas. Bukan di Tokyo tentunya. Jejeran solar panel dengan beragam ukuran saat saya melintasi jalur kereta menuju Hokkaido dan ke arah Hiroshima dan Nagasaki. Berkesempatan menjejakan kaki di kota Atomic Bombings Hiroshima dan Nagasaki, izinkan saya mengajak traveler berkelana ke Gunkanjima, pulau yang dikenal angker.

Gunkanjima - (Dokpri)
Gunkanjima - (Dokpri)
Pelabuhan Okinawa - (Dokpri)
Pelabuhan Okinawa - (Dokpri)
Deru ombak memukul tiang pancang berukuran raksasa di pelabuhan Nagasaki menimbulkan suara gemuruh. Anginnya berhembus membawa aroma khas laut. Seorang lelaki paruh baya berhenti persis di depan gedung putih sambil jari menunjuk gedung tersebut. Dengan bahasa Inggris terbata-bata dia berpaling ke arah saya.

Ah you are here… “

Agak sedikit membungkuk saya pun meresponsnya.

Alright, Arigato gozaimasu

Sesaat kemudian, saya baru menyadari ternyata si bapak mengikuti saya hanya dengan maksud memastikan saya sampai di tempat tujuan. 

God Bless you maannn!!!

Setelah membayar 4,300 yen dan tanda tangan “safety rules and regulation” kami menunggu waktu keberangkatan yakni pukul 1 siang. Saya memang sengaja datang lebih awal. The Gunkanjima Concierge* adalah salah satu travel agent yang memiliki akses menuju pulau ini. Ada dua kali penyeberangan dalam sehari yakni pagi dan siang. Keberangkatan tergantung cuaca pada hari itu.

Gunkanjima - (Dokpri)
Gunkanjima - (Dokpri)
Dalam  bahasa Jepang Gunkanjima memiliki arti The Battleship- Gunkan; kapal. Penampakan pulau ini seperti kapal jika dilihat dari lensa drone. Nama aslinya adalah Hashima. Pulau yang masuk dalam wilayah Perfektur Nagasaki ini berjarak sekitar 17 Km dari Kota Nagasaki. 

Gunkanjima dulunya sebuah pertambangan batu bara bawah laut. Lokasi tambang berada pada 300kaki dari permukaan laut. Situs tambang milik Mitsubishi ini aktif beroperasi selama 87tahun yaitu sejak tahun 1887 hingga tahun 1974.

Riwayat yang tersiar bahwa gedung bertingkat di Jepang, pertama kali dibangin di Gunkanjima. Ada sembilan gedung tinggi dibangun pada tahun 1916. Gedung apartemen, hotel, sekolah, pusat kebugaran hingga restoran.

Gunkanjima - (Dokpri)
Gunkanjima - (Dokpri)
Kehidupan di Pulau Hashima di masa itu lebih riuh dan hidup dibanding Tokyo. Sekitar lima ribu orang mendiami pulau dengan luas 61 hektar. Termasuk populasi paling tinggi di dunia pada masa itu. Ada juga perempuan dan anak-anak. Para pekerja tambang di pulau ini mampu meraup penghasilan di atas pendapatan pejabat negara dalam satu bulan.

Gunkanjima dikelilingi lautan yang berbahaya. Arus ombak sangat kuat. Perjalanan dari pelabuhan Okinawa membutuhkan 40 menit dengan kapal. Sang Kapten membawa kami berkeliling Gunkanjima sebelum ABK kapal lempar jaring.

Gunkanjima - (Dokpri)
Gunkanjima - (Dokpri)
Batubara Gunkanjima - (Dokpri)
Batubara Gunkanjima - (Dokpri)
Selama kurang lebih 60 menit semua pengunjung diajak berjalan kali melihat lebih dekat sisa-sisa sejarah. Sebagian besar lokasi ini berpagar besi dan dalam pengawalan ketat dari empat tour guide.

Tak ada yang boleh melipir tanpa pengawasan guide. Padahal saya sangat berhasrat memasuki gedung apartemen yang memiliki tangga berbentuk XX dan melihat onsen versi Gunkanjima.

Gunkanjima - (Dokpri)
Gunkanjima - (Dokpri)
Banyak turis yang penasaran tentang wisata mistis yang ada. Tiga film berbeda ber-setting di Gunkanjima. Skyfall (2012), Attack on Titan (2015) dan yang paling terbaru adalah The Battleship (2017). Dari ulasan tour guide, saya tahu tentang cerita arwah penasaran, nama dan fungsi bangunan yang telah menjadi bangkai.

Gedung bata merah adalah “Main Building” daerah tambang. Semacam pusat perkantoran. Lalu ada juga tempat tinggal para pekerja dan keluarga. Namun tidak ada kisah tragis pekerja paksa asal korea seperti dalam film The Battleship.

Main Building Gunkanjima - (Dokpri)
Main Building Gunkanjima - (Dokpri)
Tahun 1974 kejayaan batubara mulai memudar. Lalu redup saat Jepang berganti kebijakan energi. Secara bertahap penghuni Gunkanjima meninggalkan pulau.

Area tambang bawah laut ditutup. Tahun 2009 Gunkanjima benar-benar ditutup untuk umum. Reruntuhan bangunan di pulau ini mirip dengan Acropolis di Yunani. Setelah melalui drama yang panjang pada Juli 2015 Gunkanjima akhirnya ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun