Mohon tunggu...
Eti Mulya
Eti Mulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi makan, suka jalan jalan ke alam, suka naik motor sambil ujan-ujan, suka liat sunset, liat ujan, liat bintang sama bulan, denger sad song, baca au and wattpad suka nonton ejalija wishlist beli perusahaan puddle pop, nextar, good time, and wallens kue sus di indomaret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buya Hamka Seorang Sastrawan dan Ulama Besar Indonesia?

28 September 2022   15:00 Diperbarui: 28 September 2022   15:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo  pembaca,

Profil Buya Hamka

Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa orang kenal Buya Hamka, lahir pada tanggal 17 februari 1908, di agam provinsi sumatra barat. Ia anak pertama dari tujuh bersaudara. Anak dari Abdul Karim Amrullah dan Siti Shafiah. Lahir di dalam keluarga yang berlatar belakang muslim, ayah nya adalah seorang ulama islam di Minangkabau dan ibu nya yang berasal dari keluarga seniman.

Buya Hamka lahir di zaman di mana perdebatan hebat antara kaum muda dan kaum tua pada tahun 1908. Karena ia lahir di era pergerakan itu, ia sudah terbiasa mendengar perdebatan antara dua kubu tentang agama.

Saat ia berumur 10 tahun, ayah nya mendirikan pondok pesantren "Sumatera Thawalib". Dari sana ia banyak mempelajari dan menyaksikan ayah nya menyebarkan tentang pemahaman dan keyakinan.

Namun, pada saat ia berumur 16 tahun ia memutuskan untuk merantau ke jawa untuk mempelajari tentang pergerakan islam pada tokoh-tokoh yang ada di sana seperti H.O.S Tjokroaminoto, R.M Soerjopranoto, Ki Bagus Hadikusumo, dan H. Fakhruddin.

Pada tahun 1925, Buya Hamka memutuskan untuk kembali lagi ke padang panjang.

Jenjang Karir

Pada tahun 1927 Buya Hamka pergi ke Mekah, Ia memutuskan untuk kembali dari Mekah setelah belajar selama tujuh bulan di sana. Sepulang nya ia dari mekah iya bekerja sebagai penulis di Majalah Pelita Andalas di Medan.

Setelah menikah dengan Siti Raham, Buya Hamka lebih aktif dalam kepengurusan Muhammadiyah dan menjabat sebagai ketua di daerah padang panjang.

Buya hamka juga di pilih sebagai ketua umum MUI pada tahun 1975, ia menjabat selama 5 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun