Mohon tunggu...
etica
etica Mohon Tunggu... author, supermom

Hanya seorang ibu rumah tangga dengan lima anak, yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Mata Ramadan

15 Maret 2025   20:20 Diperbarui: 15 Maret 2025   20:20 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air mata berderai, isaknya antarkan tidurku

Berharap esok Kau telah ampuni dosa-dosaku

Ramadan ini adalah tempaan, di dalamnya terdapat cobaan

Ujian yang telah di ujung ikhtiar, tak tahu lagi jalan ke luar

Akal manusia takkan mampu menjangkaunya

Dalam penantian dan kerahasiaanMu

Dzikirkan penyesalan, mengais ampunan sepanjang waktu

Hatiku lebih sensitif, lebih mudah menangis

Mendengar ayat-ayat taubat, pengakuan dosa

Belumkah Engkau terima taubat kami?

Hari-hari terasa cepat, namun juga terasa lambat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun