Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah untuk Persiapan Mudik Online Warga

16 Mei 2020   23:23 Diperbarui: 17 Mei 2020   00:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Mudik online (Sumber : info.mygetplus.id) 

Segalanya akan menjadi sangat berbeda di Lebaran kali ini, takbiran di rumah, sholat Id di rumah, silaturahmi pun di rumah masing-masing.

Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan keniscayaan teknologi virtual, mungkin akan sangat gagap menghadapi lebaran tahun ini. Sebab sebuah normal baru bernama "mudik online" pun akan segera dimulai.

Kabar baiknya, lingkungan virtual sebenarnya adalah lingkungan yang paling praktis untuk melakukan segalanya dalam sekejap. Namun, kabar buruknya adalah ini berarti hanya masyarakat yang sudah punya literasi teknologi lah, yang mampu  beradaptasi dengan normal baru ini. Dan sepertinya tingkat literasi itu menjadi momok menakutkan ketika melihat betapa masih banyak desa belum mendapatkan akses listrik dan jaringan internet yang mumpuni.

Maka ada 3 hal yang perlu disiapkan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa mudik online mayoritas masyarakat bisa berlangsung dalam situasi kondusif, dan tidak menjadi bumerang bagi upaya memutus mata rantai Covid-19.

Pertama, memastikan jaringan internet di hari Lebaran bisa sanggup untuk mengatasi membludaknya arus koneksi yang terjadi dalam waktu yang bersamaan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa jaringan internet setiap tahunnya akan terkendala di mulai dari malam takbiran hingga hari pertama lebaran.

Saya pribadi pernah mengalami di tengah-tengah koneksi telepon dengan ibunda di kampung halaman, suara berisik seperti hujan memotong pembicaraan kami, dan tiba-tiba saja koneksi tersambung dengan suara orang lain yang bukan ibunda saya. Lalu tiba-tiba terputus begitu saja. Apakah Kompasianer lainnya juga pernah mengalami hal yang sama?

Kedua, memastikan keamanan koneksi jaringan masyarakat bebas dari cyber crime. Seperti yang kita tahu, keamanan layanan salah satu aplikasi konferensi jarak jauh yang banyak digunakan masyarakat saat ini rawan peretasan para hacker dan bocornya data pengguna. 

Pemerintah bisa meminimalisir hal itu dengan menghimbau masyarakat dan memberikan alternatif aplikasi dalam negeri yang terbukti lebih aman digunakan. Contohnya adalah CloudX Telkomsel dan Umeetme milik PT Telkom. 

Selain untuk memperkenalkan dua aplikasi tersebut ke masyarakat karena memang belum banyak diketahui, penggunaan aplikasi dalam negeri tersebut juga bisa meningkatkan pendapatan negara di tengah persoalan ekonomi yang sedang dihadapi sebagai dampak dari pandemi virus Covid-19.

Ketiga, masih terkait dengan poin kedua di atas, pemerintah juga bisa memastikan akses kuota internet dengan harga yang terjangkau bagi seluruh warga, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah dan mereka yang berada di pelosok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun