Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Zoom Meeting Mantan Rekan Kerja dan Murid-Murid TK-nya

1 Mei 2020   23:05 Diperbarui: 2 Mei 2020   00:01 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Seorang anak sedang mengikuti Zoom Meeting (Sumber : twiniversity.com)

Tiga hari yang lalu, saya dihubungi mantan teman kerja, Irma namanya. Dulu kami sama-sama menjadi trainer untuk anak-anak yang memiliki kesulitan belajar di sebuah lembaga pendidikan berbasis neurosains. Kini ia adalah guru di sebuah lembaga pendidikan lainnya. Lama kami tak bertemu, namun silaturahmi kami terus terjaga.

Ia menelpon untuk meminta saya menjadi guru tamu dan mendongeng untuk murid-muridnya di TK B. Selama masa pandemi, teman saya itu tetap menjalankan Teaching From Home, mengajar dari rumah, menggunakan aplikasi Zoom dengan murid-murid TK nya.

Saya sangat excited, tawarannya langsung saja saya terima. Selain karena memang berniat membantu Irma dan menyambung terus silaturahmi kami, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya membawakan cerita untuk anak-anak. Saya merasa ini akan jadi pengalaman yang mengasikkan. 

Lewat WhatsApp, Irma lalu mengirimkan saya sebuah file berisi cerita yang perlu saya pelajari. Saya pun bersiap melakoni tugas mendongeng itu dengan penuh semangat.

Keesokannya, Irma memberikan saya tautan Zoom Meeting. Irma berpesan, ketika sudah tersambung jangan dulu mengaktifkan fitur kamera saya, karena itu akan memecah konsentrasi murid-murid. 

Ternyata sesi mendongeng adalah sesi terakhir dari rangkaian 2 jam kelas online TK B hari itu. Saya diberikan waktu 30 menit untuk mendongeng.

Sambil menunggu sesi mendongeng dimulai, saya memperhatikan murid-murid Irma. Mereka sesekali sangat serius memperhatikan, tapi lebih banyaknya terdistraksi dengan tingkah polah teman mereka yang lain di layar Zoom atau juga dengan hal lain di rumah mereka. Kelas online itu menjadi begitu semarak. 

Irma dan seorang rekan mengajarnya harus menggunakan ekspresi dan gerakan tubuh yang eksesif untuk membuat anak-anak itu terus engage. Beberapa kali saya menahan tawa menonton anak-anak yang lucu itu, serta aksi mengajar Irma dan rekannya. 

Namun sesaat kemudian sesi saya dimulai, kamera saya pun diaktifkan. Dan akhirnya giliran saya yang harus mendongeng dan berusaha menarik perhatian mereka ke layar Zoom. 

Sesi 30 menit itu akhirnya molor karena dalam dongeng, saya berusaha untuk berinteraksi dan menunggu jawaban dari para murid, yang ternyata tak semulus yang saya rencanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun