Mohon tunggu...
Esti risningsih
Esti risningsih Mohon Tunggu... Jurnalis - akun pribadi

mahasiswa di UIN Raden Intan Lampung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyongsong Hari Santri, Begini Aksi Ma'had UIN Lampung

21 Oktober 2019   10:58 Diperbarui: 21 Oktober 2019   11:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tabligh akbar bersama ustadz qohar (foto by: pebri setiawan)

BANDAR LAMPUNGkompasiana

Gelar acara yang sangat meriah dalam menyongsong hari santri nasional Ma’had Al-Jamiah UIN Raden Intan Lampung yang di panitiai oleh mahasantri semester 3 atau sering disebut mudabir sukses membuat para dosen dan ustadz  bangga

“ini adalah acara besar yang bagus dari para mudabir, yang sudah susah payah bekerja keras dalam melaksanakan kegiatan ini, harapan kedepannya semoga mahasantri harus seperti ini, kreatif dan inovatif dalam mengemas berbagai kegiatan”  kata Bunda Ida Firdaus selaku syaikhoh dalam sambutannya membuka acara.     

Rangkaian acara songsong hari santri yang digelar kali ini bertemakan “Santi Indonesia Untuk Perdamaian Dunia” yang dibuka pada sabtu (9/10) malam dengan melantunkan sholawat kebangsaan disambung tabligh akbar yang dibawakan oleh Ustadz Abdul Qohar

“kata santri itu bukan berasal dari bahasa arab, melainkan dari bahasa budha, orang budha dulunya kalau mau mengkaji kitab suci maka harus berguru dan itulah asal mula santri, dari situ kata santri juga digunakan para ulama untuk menyebut muridnya, makanya kita tidak boleh mencela agama lain karena kita juga menggunakan istilah-istilah yang sama dengan mereka, perdamaian itu indah, dan lebih indah ketika kita bersholawat untuk negara kita tercinta”. Tuturnya dalam ceramah malam itu .

Selain sholawat kebangsaan dan tabligh akbar, pada minggu pagi (10/10) seluruh mahasantri memeriahkan kegiatan dengan paway budaya menggunakan pakaian adat tradisional Indonesia dan mancanegara.

Tak habis sampai di situ setelah pawai budaya dilanjutkan dengan berbagai macam perlombaan seperti futsal sarung bagi mahasantri putra dan rias buta bagi mahasantri putri, pada malam harinya penutupan dimeriahkan oleh penampilan spektakuler dari para mudabir yang kemudian ditutup dengan bersalaman berama ustadz ustadzah sebagai wujud ta’dzim seorang santri kepada gurunya, karena sehebat apapun seorang santri semua itu tidak luput dari perjuangan seorang ustadznya.

editor : Esti risningsih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun