Mohon tunggu...
Esti Baroro Robiyani
Esti Baroro Robiyani Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 2 Yogyakarta - Mahasiswa PPG Daljab Kategori II Tahun 2022

Mitra BPS Bantul 2016-2018; Guru Bahasa Indonesia di SMKN 2 Yogyakarta; Mahasiswa PPG Daljab Kategori II UAD 2022, Editor Bahasa di CV. Amanah Creative Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Pratice: Menghilangkan Steorotip "Momok" dalam Kegiatan Pembelajaran Teks Karya Ilmiah

8 Desember 2022   16:12 Diperbarui: 8 Desember 2022   16:27 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menulis karya ilmiah merupakan salah satu materi yang harus dikuasai peserta didik di jenjang kelas XI, materi karya ilmiah seringkali menjadi momok tersendiri bagi peserta didik disebabkan peserta didik kadang melihat sebelah mata terhadap karya ilmiah. Mereka lebih cenderung merasa bosan terlebih dahulu sebelum memahami manfaat mempelajari karya ilmiah. Padahal, jika mereka bisa memahami esensi dari materi dalam karya ilmiah, sejatinya ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari karya ilmiah yang mereka baca.

Sejalan dengan itu, dalam Kominfo.go.id, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca di Indonesia sangat rendah. Menurut data tersebut, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Lebih mengrucut lagi, dalam pelaksanaan proses pembelajaran, tak jarang guru menemukan adanya siswa yang enggan membaca. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya merupakan kesalahan dari sisi pesera didik, namun beberapa faktor diluar hal itu turut memberikan sumbangan penyebab rendahnya mina baca peserta didik. 

Pemilihan media dan model pembelajaran ketika mengajar di kelas yang kurang inovatif bisa juga menjadi faktor penyebab pembelajaran yang melibatkan proses membaca di dalam pelaksanaanya menjadi kurang menarik bagi peserta didik. Guru yang belum mengimplementasikan pembelajaran  karya ilmiah yang menarik misalnya, akan berakibat pada keenganan peserta didik mempelajari materi tersebut.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Rendahnya motivasi membaca pada peserta didik dalam pembelajaran karya tulis ilmiah harus segera mendapat sikap serius. Steroip bahwa karya ilmiah hanya dianggap peserta didik sebagai teks bacaan berat, membosankan dan membingungkan harus segera dihilangkan. Kebermanfaatan pemaaman isi dan konsep terkait karya ilmiah harus diberikan dan dipahamkan kepada peserta didik seara utuh agar mereka dapat menghadapi revolusi industry 5.0. 

Sikap kurangnya motivasi peserta didik dalam membaca termasuk membaca dan memahami isi karya ilmiah harus segera diubah. Selain itu, disisi lain media pembelajaran serta model pembelajaran karya ilmiah yang digunakan guru harus segera disesuaikan dengan kebutuhan sehingga peserta didik akan merasa pembelajaran karya ilmiah itu menyenangkan dan bermanfaat.

Salah satu peran dan tanggung jawab saya sebagai guru untuk membantu mengatasi permasalahan ini adalah dengan memberikan motivasi pada peserta didik agar melakukan literasi termasuk mempelajari karya ilmiah. Aksi nyata sebagai perwujudannya adalah memaksimalkan kegiatan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning saat proses pembelajaran, serta menyajikan materi karya ilmiah yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Saya juga  membuat LKPD serta media pembelajaran dengan tampilan yang menarik dan interaktif sehingga peserta didik akan menyukai membaca dan mempelajari karya ilmiah.

Berbagai tantangan juga dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran. Saya sendiri sempat mengalami kesulitan dalam mencari karya ilmiah sebagai bahan pembelajaran yang dapat mememenuhi unsur kesesuaian antara kebutuhan peserta didik dan tuntutan esensi pembelajaran. Selain itu, kurang terbiasanya saya menggunakan model pembelajaran yang inovatif, serta kurang terbiasanya dalam membuat LKPD dan media yang menarik untuk peserta didik mungkin ikut menyebabkan peserta didik kurang menyukai pembelajaran tersebut.

Disis lain, ada juga tantangan yang dihadapi yakni dari sisi peserta didik. Adanya kecenderungan peserta didik malas untuk membaca teks yang panjang dan daya baca yang rendah terhadap teks karya ilmiah, juga menjadikan hambatan saat proses pembelajaran karya ilmiah.

Dari sisi teknis, kadang hambatan yang dirasakan adalah jam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia diposisikan pada siang hari dan disandingkan dengan mata pelajaran lain yang melelahkan sehingga perlu treatment khusus untuk mengkondisikan kelas baik sebelum pembelajaran maupun saat pembelajaran berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun