Mohon tunggu...
Eustachius Mali
Eustachius Mali Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru SMA di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Mengajar di Atambua, Belu, NTT. Suka menulis dan mengirim berita sebagai penulis lepas. esta.bmtae@gmail.com, eustachiusmali@yahoo.com, esta_bmtae@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bantu Membantu

3 Juni 2020   00:38 Diperbarui: 3 Juni 2020   00:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: istockphoto

Kata membantu merupakan kata yang lasim didengar. Kita juga sering mengatakannya. Sebuah kata yang menyatu dengan dan dalam hidup manusia. Karena membantu adalah tindakan, perbuatan sebagai wujud dari makluk mansia sebagai insan sosial.

Dalam sebuah kesempatan menonton film di rumah, tiba-tiba seorang anggota keluarga mengeluh. "Saya kan hanya membantu. Bukan bermaksud mengembil alih pekerjaannya."

Ditelusuri lebih jauh, ternyata orang yang dibantu malah berkeberatan, karena bantuan yang diterimanya tidak sesuai dengan harapan. Dia mengaharapkan agar bantuan itu menuntaskan sisa pekerjaanya yang sudah sampai saat deadline.

Saya akhirnya diam. Dan coba merenungkan arti sesungguhnya dari kata bantuan. Walau hanya sebatas sebuah telaahan sederhana, tanpa referensi ilmiah yang lebih mendetail, saya coba menulis apa yang saya pikirkan tentang bantu-dibantu.

Pertama, kata bantu atau tolong berarti meringankan pekerjaan seseorang. Bagian tertentu dari kesibukan orang lain menjadi juga perhatian dan kesibukan penolong agar yang bertanggung utama mengalami keringanan.

Dalam kamus, kata tolong dijelaskan sebagai  membantu untuk meringankan beban (penderitaan, kesukaran, dan sebagainya. Masih ada contoh dan penjelasan lain, namun saya hanya mengutip arti pertama ini.

Kedua, jika ditelaah lebih jauh, arti kata tolong atau bantu di atas mengandung makna lain yang lebih jauh. Menolong tidak berarti mengganti posisi dari yang ditolong. Bantuan hanya sekedar meringankan pekerjaan dari pelaku utama, bukan mengambil alih sampai orang yang ditolong hanya menjadi penonton.

Sering terjadi, orang yang terbiasa ditolong kadang terlena, termanja, menjadi tidak berdaya ketika tidak ditolong. Penolong diharapkan sedemikian hingga yang dibantu menjadi pasif. 

Hasil bantuan bisa mengantar pada sesuatu yang membanggakan, karena sukses, misalnya. Namun bantuan yang sifatnya partisipatif berdampak pada ketidakmandirian.  

Pertolongan hendaknya tidak mematikan yang dibantu, sebaliknya harus membangun. Membuat yang ditolong lebih bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih prospektif. Dalam konteks ini bantuan harusnya pada taraf prosentasi tertentu saja.

Rupanya istilah take a part lebih mendidik. Bahwa penolong, pembantu hanya mengambil sebagian kecil saja dari keseluruhan pekerjaan yang sedang dihadapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun