Semburat hitam diujung senja yang sepi
Menyadarkan kerlingan kerlingan bola mata sayu
Jerit tangis mencekam,membuat hati terasa remuk redam
Langit senja pun tak menyuratkan rona jingga
Luluh lantak...
Pertanda apakah yang akan menghinggapi ruang kosong ini ??
Ruang yang telah kering,laksana daun yang jatuh dari ranting rapuh terhempas semilir sang bayu
Ruang yang gersang,laksana gurun yang lama tak didatangi hujan dari langitNya
Ruang yang panas, laksana terlalap  si jago merah yang merajalela
Tak terkikis semua kecamuk rasa, tetap ada
Rimbunan daun sore yang terjatuh diujung pelataran menyadarkan ku
Bahwa masa itu telah berlalu
Masa dimana semua onggokan hati bertolak dengan rona pelangi
Menyelubung merasuki jiwa yang belum tersadar akan gulitanya malam tanpa bintang
Rapuh...
Remuk berkeping tak bersisa , tak beralasan rasa
Akankah ada kerlingan di depan sana, yang mampu mencakar ego
Merobek kegundahan dan Kemelut raga yang semakin renta
Menghujani  hati yang rindu dengan derasnya  semburat cahya
Dan...Menjauhi kegelapan yang mencabik akal budi
Jawabnya hanya satu kata " Entah "
Sore hari ditemani secangkir teh celup hangat
24 November 2020
Aku, si pencinta kata