Mohon tunggu...
Esra K. Sembiring
Esra K. Sembiring Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS

"Dalam Dunia Yang Penuh Kekhawatiran, Jadilah Pejuang"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Upaya Keras Menuju Profesionalisme TNI

4 Oktober 2020   21:17 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:30 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dirilis Selasa (9/6/2020), memperlihatkan prajurit TNI mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Demi menjaga kedaulatan RI, TNI menerjunkan delapan KRI yang silih berganti mengamankan Perairan Natuna dari ancaman kapal asing yang ingin mengeruk kekayaan sumber daya perikanan di perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tersebut.(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Mau tidak mau, suka tidak suka, TNI perlu segera mempersiapkan prajuritnya untuk kemungkinan perang di masa depan yang sarat dengan teknologi tinggi yang canggih. 

Perang di masa depan diprediksi akan memiliki daya hancur yang tinggi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keterlibatan teknologi canggih pada industri militer di negara-negara maju saat ini.

Oleh karena itu sebelum terlambat, SDM TNI juga harus dipersiapkan sejak dini agar mampu menyesuaikan dan mengambil andil di dalamnya. Pada akhirnya semua tergantung pada dukungan anggaran pemerintah untuk memodernisasi dan meningkatkan kualitas prajurit TNI. 

Saat ini ketersediaan anggaran pada setiap tahun anggaran memang masih jauh dari kebutuhan minimum kekuatan pertahanan yang direncanakan (MEF-Minimum Essentials Force).

Kebutuhan MEF untuk 2020 yang kurang lebih Rp 250 triliun, realisasi dalam pagu indikatif APBN 2020 baru mencapai Rp126,5 triliun, artinya baru kurang lebih 50% yg bisa dipenuhi oleh negara.

TNI menyadari semua aspek sendi kehidupan negara harus juga tetap bisa dijalankan secara adil dan berimbang. Untuk itu TNI menyerahkan semua rencana kebutuhan peofesionalismenya pada pada keputusan politik negara. Di tengah keterbatasan finansial negara dalam mengatasi pendemi covid-19 saat ini terbukti kepedulian pemerintah kepada TNI tetap konsisten dan semakin baik. 

Kepedulian pemerintah kepada TNI dibuktikan dengan meningkatnya anggaran pertahanan dari Rp 121 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 131 triliun di tahun 2020.

Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan tunjangan kinerja prajurit TNI menjadi 80 persen pada tahun 2020. Selain itu pemerintah tengah mempersiapkan jabatan baru bagi 450 perwira berpangkat kolonel dan 300 perwira tinggi TNI. 

Kepedulian negara ini patut disyukuri karena kesadaran pemerintah terhadap kemungkinan risiko pembiaran bila "keahlian tempur" prajurit TNI tidak terakomodasi dalam "wadah" yang seharusnya.

Bagaimanapun juga para perwira berpangkat kolonel dan perwira tinggi ini sudah melalui proses pendidikan dan jenjang karir yang panjang dan merupakan prajurit pilihan yang terbaik, sehingga negara yang sebenarnya rugi bila keberadaan mereka tidak dimanfaatkan secara maksimal, padahal jumlah kebutuhan personel TNI yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan NKRI masih sangat banyak dibutuhkan. 

Dengan jumlah personel TNI aktif yang hanya mencapai sekitar 400.000 orang untuk menjaga kedaulatan wilayah negara yang sangat luas ini memang tugas yang tidaklah ringan. Perlu upaya bersama yang lebih serius lagi merencanakan pengembangan kekuatan TNI ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun