Mohon tunggu...
Esports IDN
Esports IDN Mohon Tunggu... -

Memberikan informasi seputar dunia eSport Nasional dan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukan Hiburan Belaka, Bermain "Game" Miliki Banyak Khasiat Mujarab

30 November 2017   11:09 Diperbarui: 30 November 2017   11:29 2608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: shutterstock.com

Kebanyakan orang mengetahui bahwa tujuan dari bermain game pada dasarnya adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk hiburan. Namun tahukah Anda ternyata bermain game punya khasiat-khasiat mujarab yang belum banyak diketahui orang. Apa iya? Nih buktinya!

1. Menghilangkan Kecemasan, Depresi, dan Mengatasi Kritikan

Brian Sutton-Smith adalah seorang Psikolog yang mendedikasikan dirinya untuk mempelajari kebiasaan bermain pada anak-anak dan dewasa. Dia memiliki gagasan bahwa bermain bukanlah lawan kata daripada bekerja, sementara depresi adalah kebalikan dari kerja. Pada studi yang dilakukan tahun 2013, enam orang pria dewasa diduga menderita ketergantungan obat-obatan dan seringkali merasa cemas serta depresi. Serupa dengan orang yang merasa tertekan dan mengalami depresi dalam bekerja, bermain game ternyata mampu meningkatkan  motivasi seseorang.

Ketika bermain game, salah satu bagian otak kita yang berfungsi untuk mengatur emosi terpicu sehingga menimbulkan hormon positif yang mampu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi. Ambil contoh dengan permainan seperti Flappy Birds atau Angry Birds yang sebenarnya cukup ngeselin. Alih-alih semakin frustasi dengan tingkat kesulitannya yang makin menjadi-jadi di tiap level, orang malah justru makin tertantang untuk mencoba lagi dan mendorong kemampuan dirinya untuk melewati level sulit tersebut.

Bermain game seperti itu memberikan 'imbalan' bagi pemain yang berhasil melewati tingkat kesulitan tertentu, sehingga bisa menjadi obat depresi yang biasanya terjadi karena tekanan ataupun kegagalan akibat ekspektasi tak tercapai. Kedua game di atas juga menjadi contoh baik bagi individu yang ingin bangkit dari kegagalan.

Bayangkan berapa banyak kematian yang harus dialami tapi mereka terus mencoba dan belajar dari kesalahan. Kemampuan untuk meyakinkan pada diri sendiri bahwa kita mampu mencoba lebih baik berkaitan dengan penerimaan seseorang terhadap kritikan. Bukannya merasa tertekan dan putus asa, seorang gamer cenderung terus mencoba sampai mendapatkan hasil lebih baik.

2. Bermain Multiplayer Bersama Teman Mampu Bangkitkan Rasa Saling Bantu

Bila ada yang beranggapan bahwa gamer itu cenderung apatis dan anti-sosial, maka mereka perlu memahami konsep permainan multiplayer. Karena faktanya dengan bermain game, khususnya secara multiplayer, mampu meningkatkan sikap gotong-royong dan saling bantu dalam kehidupan nyata. Dalam mode ini atau co-op, para pemain harus saling bahu-membahu untuk menyelesaikan objektif tertentu. Kajian yang dilakukan oleh John Velez, Professor dari Universitas Texas Tech menunjukkan bahwa bermain game dengan teman meningkatkan rasa saling bantu bahkan mengurangi potensi tindakan agresif yang ditimbulkan oleh jenis game mengandung kekerasan.

Terbiasa untuk bekerjasama dalam sebuah tim juga bisa meningkatkan kesuksesan dalam pekerjaan maupun hal-hal mendasar lain seperti kehidupan sosial. Dan bermain game secara multiplayer manjadi sarana latihan yang tepat untuk menggugah empati para gamer dalam berbuat baik di masyarakat.

3. TETRIS Bantu Penderita PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), dan Kurangi Keinginan atas Hal Adiktif

Kelainan bersifat traumatis mendalam seringkali diderita oleh orang-orang yang mengalami malapetaka secara langsung. Contohnya eks-prajurit, korban-korban bencana alam, pelecehan seksual, dan lainnya tak jarang masih merasakan guncangan mental meskipun peristiwa tersebut sudah menahun berlalu. Terkadang terapi belum bisa menyembuhkan hal traumatik yang dialami para korban. Sindrom seperti ini muncul salah satunya sebagai mekanisme berpikir manusia dalam bertahan hidup yang membuat penderita terlalu waspada dan sangat antisipatif bila suatu saat peristiwa sama terulang kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun