Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Edysa Ponzanelli, Pembuat Patung Soekarno di Meksiko

26 September 2019   08:18 Diperbarui: 26 September 2019   14:46 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyek awal pembuatan patung Soekarno. Dokpri Edysa Ponzanelli

Pada tanggal 26 September 2019 akan diresmikan patung Soekarno di Mexico City. Tentu saja ini merupakan berita yang sangat menggembirakan. Betapa tidak, ini berarti bahwa Indonesia ada di hati masyarakat Meksiko, khususnya Mexico City. 

Lalu, siapa yang menerima kehormatan untuk membuat patung Soekarno? Dia adalah Edysa Ponzanelli, salah seorang pematung wanita penting di Meksiko. 

Mari kita mengenal lebih banyak tentang pembuat patung Soekarno ini dan mengetahui bagaimana ia terpilih untuk membuat patung Soekarno.

Di Meksiko siapa yang tak kenal Edysa Ponzanelli. Dia adalah salah seorang wanita pematung berbakat. Sejak muda perhatiannya pada seni sudah terlihat (perlu dicatat bahwa Edysa Ponzanelli adalah seorang pematung muda). 

Ketika berumur 18 tahun ia mencoba ikut bermain teater jalanan bersama Mariela Flores (yang kemudian menjadi salah seorang dramawan terkenal di Meksiko) dan Alejandro Galindo (yang kemudian menjadi salah seorang sutradara penting di Meksiko). 

Namun, perhatian Edysa sebenarnya selalu pada seni patung. Oleh karena ketertarikannya pada seni patung, Edysa muda pun sering mengunjungi bengkel seni Gabriel Ponzanelli. 

Gabriel Ponzanelli adalah salah seorang pematung Meksiko yang karya-karyanya diakui dunia (salah satunya monumen Frida Kahlo dan patung kepala Albert Einstein).

Edysa bercerita bahwa pada awalnya ia tidak memiliki sama sekali pengetahuan tentang seni patung. "Awalnya saya berpikir bahwa membuat patung adalah sebuah pekerjaan yang mudah," demikian Edysa mengaku, "Namun, ternyata tidak. Sama sekali tidak. Diperlukan disiplin yang besar, dan saya berjuang dari hari ke hari."

Oleh karena begitu besar keinginannya untuk menjadi pematung dan sadar bahwa untuk menjadi seorang pematung yang benar-benar profesional diperlukan ilmu pengetahuan formal, maka akhirnya Edysa memutuskan untuk masuk Academia de San Carlos (sekarang bernama Sekolah Tinggi Seni Rupa).

Academia de San Carlos, yang dibangun pada tahun 1781, adalah sekolah bergengsi dalam bidang seni rupa (terutama seni lukis, seni patung, dan seni ukir; termasuk seni arsitektur, tetapi kemudian bidang ini dipisahkan dan menjadi Fakultas Arsitektur Universidad Nacional Autonoma de Mexico). 

Academia de San Carlos memiliki reputasi yang sangat tinggi, bukan hanya di Meksiko, tetapi juga diakui di Eropa. Pelukis penting Meksiko seperti Jose Maria Velasco dan Diego Rivera belajar di sini (mereka juga kemudian menjadi direktur sekolah ini).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun